SERANG—Badan Ketahanan Pangan (BKP) melakukan terobosan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras, salah satunya, dengan menggalakkan Gerakan Diversifikasi Pangan Non-Beras Berbasis Sumber Daya Lokal. Dalam gerakan itu pemerintah berharap agar masyarakat tidak hanya bergantung pada beras melainkan memanfatkan keanekaragaman pangan yang ada. Pasalnya, keanekaragaman pangan merupakan salah satu pilar utama menuju ketahanan pangan. “Sehingga ke depan kita tidak hanya bergantung pada satu macam produk makanan saja yaitu beras. Bisa ada makanan alternatif, seperti umbi-umbian, jagung, dan makanan lain yang bisa menggantikan beras,” kata Achmad Suryana, Kepala BKP Pusat.. “Meski hanya 1,5 persen, tapi kalau bisa konsisten kita turunkan, akan sangat membantu ketergantungan kita untuk mengonsumsi beras. Sehingga bisa menjaga kestabilan pangan dan mewujudkan swasembada beras,” ujar Suryana usai menghadiri acara gerakan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal untuk kemandirian pangan di Alun-alun Barat, Kota Serang, Selasa (24/5). Tetapi ada beberapa kendala untuk menjalankan program itu, salah satunya adalah kebiasaan dan pola pikir masyarkat. “Pola pikir masyarakat biasanya kalau belum makan nasi merasa belum makan. Ini yang harus kita ubah. Melalui Perpres nomor 22 tahun 2009 tentang percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Kita berusaha mengurangi ketergantungan terhadap beras. Ke depan, manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat,” paparnya. Terkait hal itu, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan, Pemprov mendukung program diversifikasi pangan, salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 9 tahun 2010 yang ditindaklanjuti di tingkat kabupaten/kota dengan Perbup dan Perwal. “Ini merupakan program yang baik yang harus kita dukung bersama. Keanekaragaman pangan bisa mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan,” kata Atut.
Suryana optimis tingginya konsumsi beras dapat diturunkan sekitar 1,5 persen setiap tahun dari 139,15 kg perkapita. Menurutnya, dibandingkan dengan angka rata-rata perkapita dunia yaitu 60 kg perkapita, tingkat konsumsi beras di Indonesia masih sangat tinggi.
Sedangkan menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Banten Eneng Nurcahyati, sinergi antara pemerintah pusat dengan Pemprov Banten untuk menjalnkan program penganekaragaman pangan sejauh ini berjalan dengan baik. Apalgi dengan dukungan dan partisipasi masyarakat, pelaku usaha, dan sebagainya. (mhl)
Kamis, 26 Mei 2011
Gubernur Dukung Program Diversifikasi Pangan
20.17
Atut, Atut Chosiyah, Banten Bersatu, Banten Satu, Gubernur Banten, Pemilukada Banten, Perempuan, Provinsi Banten, Ratu, Ratu Atut, Ratu Atut Chosiyah, Sejarah Banten, Teruskan Pembangunan Banten
No comments
0 komentar:
Posting Komentar