Senin, 30 Mei 2011

Produksi Beras di Banten Meningkat


Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten menargetkan produksi beras sebanyak 2.190.632 ton gabah kering keliling (GKG). Dengan estimasi produksi padi dari Januari-April mencapai 859.401 ton, dan estimasi pada Mei-Desember mencapai 1.328.797 ton. Sehingga dirapkan pada tahun 2011 ini surplus beras Banten mencapai 305.648 ton. Karena kebutuhan konsumsi beras masyarkat Banten pada tahun 2011 mencapai 1.072.918 beras.

Kepala Distanak Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, target produksi beras tersebut bisa tercapai, karena dari tahun ke tahun trendnya terjadi peningkatan.

Semula pada tahun 2010 lalu, target produksi beras mencapai 2.048.047 ton kg. produksi beras tahun 2010 itu mengalami kenaikan sebesar 10,7 persen, di mana pada tahun 2009 lalu target produksi beras Banten mecapai 1.849.008 ton gkg. Sehingga mengalami surplus beras mecapai 87.004 ton.

“Peningkatan produksi beras 10,7 ton itu hanya cukup sebagai cadangan beras selama satu bulan saja. Kita berharap dengan strategi tersebut, mak a upaya surplus sebesar 305.648 ton menjadi kenyataan,” katanya sebelum menghadiri acara Rapat Koordinasi (Rakor) Pertanian di Aula Kantor Distanak Provinsi Banten, (26/5).

Agus menerangkan, luas lahan pertanian di Banten pada tahun 2009 mencapai 366.138 hektar, dan tahun 2010 luas areal pertanian bertambah menjadi 406.411 hektar. Kontribusi sebesar 2.048.047 ton gkg itu tersebar di empat sentra daerah penghasil padi Banten, yakni Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang dan Kabupaten Tangerang.

“Adapun rinciannya, Kabupaten Pandeglang kontribusinya sebesar 30,82 persen, Kabupaten Lebak sebesa 23,69 persen, Kabupaten Serang sebesar 20,54 persen, dan Kabupaten Tangerang sebesar 20,01 persen,” katanya.

Agus mengatakan, kebijakan peningkatan produksi padi didukung dengan Pergub no.1 Tahun 2010 tentang Gerakan Aksi Membangun Pertanian Rakyat Terpadu. Selain itu juga melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerjanya dan hasilnya, antara lain bantuan benih, subsidi pupuk, alsintan, pengelolaan tanaman terpadu melalui sekolah lapangan.

“Serta pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani serta peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Banten HM Masduki menyatakan, tujuan rapat koordinasi dengan Distanak Kabupaten/kota se-Banten ini adalah untuk mencari strategi musim tanam padi yang akan dilakukan pada Agustus 2011 mendatang. Pihaknya merasa bersyukur bahwa pada tahun 2010 berdasarkan laporan pertanian mendapatkan surplus 87 ribu ton beras. Hal ini sangat membanggakan dan merupakan sutu prestasi yang dicapi serta kerjasama Dinas Pertaniaan.

“Pada tahun 2011 diperkirakan menurut Presiden RI akan mengalami krisis pangan dunia, tetapi kita mengharapkan bila hal tersebut terjadi tidak berdampak pada Indonesia. Mudah-mudahan tidak di Indonesia, terutama di Provinsi Banten mengingat huja terus, sehingga air untuk pertanian cukup dan tidak melimpah,” uajarnya sat menghadiri Evaluasi Keragaman Produksi dan Produktivitas Serealia dalam rangka Pembinaan, Pengawalan, Pendampingan, Monev dan Pelaporan Sekolah Laporan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) tahun 2011 di Aula Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten.

Wagub berharap, upaya Pemprov Banten untuk meningkatkan produktivitas kembali dengan memberikan pemahaman kepada petani. Peran Penyuluh Pertanian Lapngan (PPL) harus lebih intensif lagi memberikan pemahaman kepada masyarakat pertania untuk meningkatkan usaha intensifikasi (ang/asp).

Sumber: Radar Tangsel-Tangerang Ekspres.

0 komentar:

Posting Komentar