Sabtu, 02 Juli 2011

Rakyat Kecil Sangat Suka Ratu Atut


SETIDAKNYA dalam dua hari terakhir, terjadi dua peristiwa yang mengagumkan. Kedua peristiwa itu terjadi saat kunjungan kerja Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah ke Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang (28/06/2011) dan ke Desa Cibodas, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.

Bagaimana tidak membuat kita terkagum-kagum? Ratusan warga di dua desa tersebut, sudah memenuhi lokasi acara sejak pukul 10.00 WIB, padahal sesuai jadwal acara Ratu Atut baru akan tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB.

Uniknya pula, di kedua desa tersebut, selain panitia menyediakan konsumsi, seluruh warga juga membawa makanan ke lokasi acara sebagai sumbangan konsumsi kepada panitia. Tak pelak, panitia pun cukup kuwalahan menerima sedemikian banyak dan beragamnya makanan yang diberikan warga. "Ini sudah menjadi tradisi di desa kami, setiap kali ada tamu terhormat yang datang," ujar Ella, 42 tahun, warga Sindanglaya.

Menurut Ella, panitia memang tidak meminta sumbangan apapun kepada warga, kecuali hanya mengharapkan kehadirannya. Tetapi, katanya lagi, "kami tidak terbiasa datang dengan tangan kosong. Jadi saya membawa beberapa jenis kue untuk diberikan kepada panitia. Soal mau diberikan kepada siapa itu urusan panitia, tapi mudah-mudahan diberikan kepada Ibu Gubernur Atut."

Kehadiran warga sekitar lima jam sebelum acara resmi dimulai dan konsumsi yang disumbangkan, cukup untuk menggambarkan betapa antusiasnya warga desa menyambut kedatangan Ibu Gubernur Ratu Atut. Dan benar, ketika Ratu Atut datang, banyak warga begitu antusias ingin mendekat untuk bisa bersalaman dan mencium punggung tangannya.

Mereka berdesak-desakan untuk mendapat kesempatan.

Bahkan, tak sedikit yang nekad menerobos penjagaan para pengawal dan petugas protokol. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Ratu Atut sambil memberikan uluran tangannya, langsung meminta kepada para petugas protokol agar membiarkan warga desa mendekat.

"Biar-biar tidak apa-apa...," ujar Gubernur. Bahkan, tak jarang Ratu Atut berdialog langsung pada saat itu juga dengan warga desa.
Seperti terjadi di Desa Cibodas, saat Gubernur hendak meninggalkan lokasi setelah acara selesai. Ia sempat menanyakan kepada seorang anak perempuan kecil yang menyalaminya.
"Kelas berapa, nak?"
"Kelas empat SD, Bu," jawab anak itu.
"Belajar terus yang rajin ya nak, biar pintar dan nanti Insya Allah bisa jadi gubernur. Ibu juga dari desa kok, namanya Desa Gumulung di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang," kata Ratu Atut.

Anak itu tak lagi bisa berkata-kata dan hanya menjawab dengan anggukan kepala. Tangannya terlihat gemetar. Dia mengaku hatinya berdebar-debar saat mendengar suara Ratu Atut. "Suarane alus tenan (Suaranya halus sekali.Red)," ujarnya dalam logat Jawa-Serang.

Anak-anak kecil yang lain pun saling berebut berusaha menyalami Ratu Atut. Tapi, tidak satupun yang tak mendapat kesempatan. Malahan, ia sempat menawarkan kepada anak-anak lain yang hendak bersalaman. Lalu, Ratu Atut kembali berjalan dan saat melintas di depan rumah warga, ia tak henti-hentinya melepaskan senyuman dan mengucapkan terima kasih kepada warga desa.

"Terima kasih ya... assalamualaikum," sapa Ratu Atut sambil melambaikan tangannya.
Langkahnya terhenti saat seorang ibu-ibu yang menggedong bayi menghampiri dan menyalaminya. Ratu Atut pun kembali menanyakan kesehatan bayinya. "Anaknya sehat ya, bu... dan selalu dibawa ke posyandu ya...," ujarnya sambil mengusap kepala bayi dalam gendongan sang ibu.

Lagi-lagi, tangan sang ibu yang belakangan diketahui bernama Saiyah itu terlihat gemetar. "Bagi saya salaman dan mencium tangan Ibu Gubernur suatu peristiwa yang sangat langka. Bisa jadi ini hanya terjadi sekali seumur hidup. Apalagi Ibu Atut menanyakan kesehatan anak saya. Pertanyaan itulah yang membuat hati saya gemetar," kata Ibu dari dua anak ini.

"Saya tidak menyangka ternyata Ibu Atut orangnya ramah sekali dan penuh perhatian. Mungkin karena dia juga seorang perempuan, sehingga keibuannya juga muncul," tambahnya.

Sebelum sampai ke mobilnya, Ratu Atut juga sempat menyapa para ibu-ibu guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang mengenakan seragam biru muda. Ia pun sempat berbincang sejenak, mengucapkan terima kasih dan memberikan dorongan semangat. Bahkan, seorang guru tampak girang bukan kepalang, karena tak hanya bersalaman, tetapi juga memberikan sentuhan pipi.

Entah, berapa orang yang mendapat kesempatan bersalaman dengan Ibu Gubernur Banten, selama ia berjalan dari lokasi acara sampai mobilnya yang berjarak sekitar 100 meter. Tapi, yang pasti, sepertinya nyaris tidak ada seorang pun yang terlewatkan. Bahkan, saat sudah berada di dalam mobil pun, Ratu Atut masih membuka jendela mobilnya dan menyambut warga yang ingin bersalaman.

Beragam komentar muncul dari mulut warga setelah bisa bersalaman dengan Ratu Atut. Ada yang mengatakan: "tangannya halus dan wangi". Ada yang bilang: "Ibu Atut ternyata baik sekali, ya". Adapula yang mengatakan: "Meskipun sudah jadi gubernur, tapi sikapnya tetap rendah hati."

Apapun komentar warga desa, bagi mereka mendapat kesempatan bersalaman dengan Gubernur Ratu Atut akan menjadi kenangan yang takkan terlupakan. Dan, bagi Ratu Atut, dekat dengan rakyat desa dimana pun merupakan momen paling membahagiakan sebab ia juga terlahir dari desa.***

(wp)

0 komentar:

Posting Komentar