Senin, 17 Oktober 2011

Banten Butuh Pemimpin Pengalaman, Memahami Kearifan Lokal dan Keberagaman Masyarakat

kampanye ratu atut rano karnoSERANG - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, Banten memiliki potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya ekonomi yang luar biasa besarnya. oleh sebab itu, Banten membutuhkan seorang pemimpin yang tidak saja berpengalaman, tetapi juga paham betul karakter dan dinamika masyarakatnya secara keseluruhan.
"Dalam soal pengalaman memimpin di Banten, tidak seorang pun meragukan Hj. Ratu Atut Chosiyah. Dan tentu saja sebagai perempuan asli Banten, ia juga pahal betul karakter dan dinamika masyarakat Banten. Hasil-hasil yang telah dicapai selama masa kepemimpinannya lima tahun lalu menjadi bukti yang tak terbantahkan," kata Menko Kesra lagi.
Agung Laksono dijumpai setelah memberikan orasinya dalam kampanye pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 1, Hj. Ratu Atut Chosiyah - H. Rano Karno, di Serang, beberapa hari lalu (15/11/2011).

Menurutnya, Ratu Atut termasuk salah satu kader Golkar yang memiliki dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap partai. Di samping itu, beliau juga telah berbuat banyak bagi daerahnya selama menjabat sebagai gubernur.
"Karena itu tidak ada keraguan sedikitpun pada Partai Golkar untuk mengusungnya kembali menjadi gubernur Banten periode 2012-2017. Kepada seluruh kader, pendukung dan simpatisan Partai Golkar saya berpesan untuk memenangkan Ratu Atut dan Rano Karno pada Pemilukada 22 Oktober yang akan datang. Golkar merupakan partai yang kenyang pengalaman dalam menghadapi pemilu," paparnya.
Agung memuji kepemimpinan Ratu Atut yang membawa Provinsi Banten ke depan lebih maju, tetapi seluruh programnya tetap berbasis pada kearifan lokal (local wisdom). Menurutnya, pemimpin Banten ke depan haruslah menyatu dengan masyarakatnya dan mempunyai akar yang kuat terhadap budaya lokal. Banten membutuhkan pemimpin yang memahami benar kebutuhan masyarakat ke depan.
"Semua itu ada dalam diri Ratu Atut sebagai pemimpin yang dilahirkan dan dibesarkan oleh karakter dan budaya asli Banten. Namun, di sisi lain ia juga mengedepankan pluralisme yang tumbuh subur di tengah masyarakat. Itu sebabnya ia selalu mampu meminimalisir konflik yang muncul sejalan dengan semakin pluralnya masyarakat Banten," tutur Agung.
Sementara itu Hj. Ratu Atut Chosiyah mengatakan, dirinya menyadari betul betapa peka persoalan pluralisme yang kini terus berkembang di tengah masyarakat. "Strategi yang paling menyentuh persoalan, sebagai pemimpin dirinya selalu berupaya mengubah energi negatif yang disintegratif menjadi energi positif dan integratif. Dengan begitu akan terdorong mekanisme institusi politik yang dibangun oleh masyarakat lokal menjadi lebih dinamis dan kondusif," papar Atut.
Dikatakan, jika masyarakat memberinya kembali kepercayaan untuk meneruskan pembangunan Banten ke depan, dirinya akan lebih memperluas dan meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal dalam merancang model pembangunan yang sesuai dengan karakteristik kedaerahannya. Dengan cara itu, sambungnya, akan terjadi penguatan akar-akar demokrasi secara substantif dan berdampak positif terhadap dimensi pembangunan secara demokrasi dan berkeadilan.
"Saya akan mengevaluasi kembali kerja dan kinerja kebijakan-kebijakan pembangunan yang pernah dilakukan, menganalisa data dan fakta yang sedang berjalan dan mencermaati secara tajam dan tepat berbagai tantangan, peluang serta kecenderungan-kecenderungan baru yang sedang dan akan terus berlangsung di masa mendatang," katanya.
Dengan nada tegas, Atut menyatakan, agenda pembangunan Banten ke depan juga harus memperhitungkan kecenderungan nasional dan global, sehingga akan terwujud suasana baru abad ke-21 tanpa meninggalkan kearifan lokal.

(wpjoy)

0 komentar:

Posting Komentar