Rabu, 05 Oktober 2011

Perekonomian Banten Tumbuh Signifikan

ratu atut rano karnoGubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi Banten mengalami pertumbuhan secara konsisten dan lonjakan yang signifikan dalam lima tahun terakhir dan tahun ini terjadi kenaikan yang sangat menggembirakan.
Gubernur menyatakan hal itu dalam pidatonya seperti rilis yang dikirimkan kepada wartawan, pada peringatan Hari Jadi ke-11 Provinsi Banten di Gedung DPRD Banten, di Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten, Serang, Selasa (4/10/2011).
Dalam uraiannya Ratu Atut mengatakan, sejak 2001 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Banten secara konsisten terus mengalami peningkatan, dari 3,95% dengan pendapatan perkapita Rp 6,4 juta pertahun saat ini sudah mencapai 5,94% dengan pendapatan perkapita Rp 13,48 juta per tahun.
Pertumbuhan pada tahun berjalan saat ini pun sangat positif, di mana pada Semester I 2011 LPE Banten mencatat pencapaian tertinggi yaitu 6,52% dengan pendapatan perkapita mencapai Rp 14,70 juta. "Hal ini dampak dari realisasi Pemanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), di mana Banten berada pada posisi ke-4 secara nasional pada 2010," katanya.
Di sisi lain, sambungnya, hal itu memgambarkan bahwa iklim investasi di Banten sangat baik dan sehat. Terbukti, selain konsistensi peningkatan LPE, kemajuan perekonomian pembangunan Banten juga terlihat dari Indeks Pembangunan Daerah (IPD) yang diukur berdasarkan tiga unsur, yaitu keberdayaan pemerintah daerah, pengembangan wilayah dan keberdayaan masyarakat.
Jika IPD Banten pada 2007 masih pada angka 73,18%, maka pada tahun 2010 telah melonjak hingga mencapai 83,92%. Selanjutnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga menunjukkan konsistensi kenaikan sejak 2001 pada angka 65,3 hingga tahun lalu sudah mencapai 70,48. Peningkatan IPM merupakan upaya secara kumulatif pencapaian di bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Indeks pendidikan naik dari 80,1% pada 2002 menjadi kini 82,19%. Indeks Kesehatan Masyarakat juga terus membaik sejak 2002 sebesar 62,3% menjadi 75% pada 2010. Seementara indeks daya beli meningkat dari 57,5% pada 2002 menjadi 73% pada 2010.
Pertumbuhan makro ekonomi tentu saja berdampak langsung terhadap upaya menurunkan tingkat kemiskinan penduduk. Tingkat kemiskinan penduduk yang pada 2007 sebanyak 886.200 jiwa, pada 2010 telah menurun menjadi 758.200 jiwa. Indikasi pencapaian pembangunan lainnya yang tak kalah penting adalah Indeks Pembangunan Gender (IPG). Banten berhasil menaikkan IPG dari 52,00 pada tahun 2009 menjdi 52,50 pada tahun 2010 dan diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan tahun ini.
"Hal ini tentu saja menunjukkan kesungguhan Pemprov dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, melalui berbagai program seperti peningkatan akses dan pertispasi perempuan dalam pembangunan," paparnya.
Selanjutnya di bidang fiskal, peningkatan menyentuh pada kemampuan keuangan daerah. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang semula Rp.440.065 miliar pada 2002, telah melonjak drastis hingga mencapai Rp.2.321 triliun pada tahun 2010. Konsistensi kenaikan PAD ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan melalui kegiatan intensifikasi, seperti peningkatan sarana dan prasatana pelayanan melalui penambahan jumlah UPT/Kantor Bersama Samsat dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar