Ratu Atut Yakin Ekonomi Tumbuh

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Ratu Atut Penuhi Tuntutan Buruh

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menyetujui tuntutan revisi upah minimum kabupaten/kota 2012 yang diajukan Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja Tangerang Raya, Kamis (29/12/2011).

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 31 Mei 2011

Perekonomian Banten Berbenah Kejar Ketertinggalan Sejajar dengan Ekonomi Nasional


SERANG-Perekonomian Banten berhasil mensejajarkan diri dengan pertumbuhanekonomi nasional. Dalam kajian yang dirilis Kantor Bank Indonesia awal Mei lalu,disebutkan, kinerja perekonomian Banten triwulan I 2011mengalami peningkatkan. Angkanya cukup signifikan, menembus besaran 6,52% atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yakni 6,50%. Ini merupakan level pertumbuhan tertinggi sepanjang sejarah Banten hingga saat ini. Dalam rilisnya, peningkatan ini terjadi karena sektor industri yang didukung oleh sektor utama lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Faktor itulah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Banten saat ini bisa sejajar dengan ekonomi nasional. ''Semakin tingginya minat investor pada kedua sektor utama tersebut dan didukung oleh faktor lokasi yang strategis serta tingginya permintaan pasar pada kedua sektor utama tersebut menjadi pendorong utama kinerja perekonomian Banten saat ini,'' demikian dalam rilis Kantor Bank Indonesia.

Sementara itu, tekanan Inflasi Banten pada triwulan I 2011 sedikit menurun dengan membaiknya pasokan bahan makanan. Peningkatan inflasi Banten pada triwulan IV 2010 terutama dari sisi suplai mulai menurun pada Triwulan I 2011. Inflasi tahunan Banten pada akhir triwulan I 2011 adalah sebesar 5,76%. Ini relatif membaik dibandingkan dengan akhir triwulan sebelumnya sebesar 6,10% . Masuknya masa panen padi di Banten dan meningkatnya pasokan bahan makanan lainnya baik dari sentra produksi di Banten maupun luar Banten yang didukung oleh membaiknya kondisi cuaca mendorong terjadinya peningkatan pasokan bahan makanan di Banten. Hal tersebut menyebabkan tekanan dari kelompok volatile foods (bahan makanan yang harganya fluktuatif,red) pun menurun.

Terus membaiknya konsumsi, investasi dan ekspor, akan turut menyumbang peningkatan pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan II 2011 dengan proyeksi pertumbuhan pada kisaran 6,58%-6,62% . Kinerja sektor utama perekonomian Banten, yaitu sektor industri pengolahan akan terus meningkat seiring terus membaiknya permintaan barang dan jasa baik dari daerah lain di luar Banten maupun luar negeri. Struktur industri yang erat kaitannya dengan peningkatan jumlah penduduk seperti petrokimia, tekstil dan alas kaki menyebabkan pelaku usaha/investor di sektor utama tersebut terus melakukan ekspansi bisnis melalui investasi peningkatan kapasitas industri dan memperluas pasar produk baik domestik dan luar negeri.

Ekspektasi percepatan realisasi belanja pemerintah serta prakiraan semakin tingginya kinerja ekspor dan impor menjadi faktor-faktor yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan mendatang dari sisi permintaan. Sementara itu, dari sisi sektoral, hampir seluruh sektor di Banten diperkirakan tumbuh meningkat. Kondisi tersebut secara simultan akan mendorong perekonomian Banten bertumbuh lebih tinggi pada periode mendatang. Peningkatan kinerja ekonomi diperkirakan berdampak pada peningkatan tekanan inflasi dari sisi permintaan meskipun tidak signifikan. Namun dengan stabilnya pasokan bahan makanan dari sisi penawaran, inflasi Banten diprakirakan berada pada kisaran 4,75% - 5,25% atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan I 2011.

Pencapaian kinerja ini tentu saja pantas disambut gembira oleh seluruh stakeholder di wilayah Banten. ''Namun tidak lantas membuat kita cepat berpuas diri. Pencapaian tersebut justrumenjadi tantangan bagi kita semua, untuk bekerja lebih keras, lebih bersemangat dan penuh motivasi untuk terus meningkatkan laju kinerja pertumbuhan ekonomi Banten,'' kata Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten akhir pekan lalu di Lippo Karawaci seraya menambahkan hal ini seiring dan selaras dengan program pemerintah pusat melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, yang dicanangkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Mei 2011 lalu. Ditambahkan Atut, pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut sempat dilaporkan dirinya dalam video conference dengan Presiden SBY.

Dalam kesempatan itu, Ratu Atut juga melaporkan proyek-proyek yang akan dilaksanakan di wilayah Banten sebagai bagian dari program MP3EI 2011-2025. Proyek tersebut antara lain pembangunan pabrik baja terpadu di Cilegon, yang merupakan kerjasama investasi antara PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Iron and Steels Company (Posco). Proyek tersebut menelan investasi senilai 6 miliar dolar AS, dengan kemampuan produksi baja hingga 6 juta ton per tahun. Pembangunannya direncanakan akan selesai pada 2013. Pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan dalam dua tahan ini, diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 149.000 orang.

Pekerjaan fisiknya sendiri akan dimulai Agustus atau September tahun depan. Sementara untuk tahap kedua, sekitar 30 persen produknya akan diekspor ke Vietnam, sebagai negara yang memiliki industri hilir siap menerima produk pabrik KS-Posco. Pabrik hasil kerja sama ini menjanjikan produk berkualitas tinggi. Pabrik akan menghasilkan plat mill dengan spefikasi baru, yakni ukuran panjang 4 meter dan ketebalan 100 milimeter. Baja jenis ini digunakan untuk industri kapal-kapal samudera yang berukuran besar. Bahan baku sebagian besar berasal dari dalam negeri. Sedang sisanya, kemungkinan akan diimpor dari negara terdekat, seperti Australia. Pendirian pabrik baja terpadu ini, diperkirakan akan membuat impor baja nasional turun 20 persen. Tahun ini produksi baja nasional mencapai 5,9 juta ton. Tahun depan, produksi baja nasional ditargetkan bisa mencapai 7,4 juta ton atau sama dengan produksi 2008. (bb)

Pengukuhan dan Rapat Kerja DKM Al-Bantani


SERANG – Berdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomor : 451.05/Kep.769-Huk/2010, Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Raya Al-bantani periode2010-2012, “diharapkan dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan”, ungkap Gubernur pada Pengukuhkan dan Rapat Kerja Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Raya Al-bantani di Aula Masjid Raya Al-bantani, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kec amatan Curug, Selasa (31/5/2011).

Gubernur memiliki kebanggaan terhadap kita bersama serta masyrakat banten karena telah diresmikannya Mesjid Raya Al-bantani yang diharapkan dapat dimanfaatkan Khususnya oleh aparatur Pemerintah provinsi Banten, Lingkungan Kanwil Kementerian Agama, lingkungan instansi vertical yang ada di kawasan pusat pemerintahan provinsi Banten dan umumnya seluruh masyarakat Banten untuk melaksanakan Ibadah Sholat berjama’ah.

“selaku Gubernur terus berupaya untuk melakukan optimalisasi percepatan pembangunan di Banten kearah yang lebih baik lagi di berbagai bidang khususnya di bidang keagamaan,”ujar Gubernur.

Kemudian, keberadaan Mesjid ini dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan ukhuwah, silaturrahim dan mengoptimalkan Mesjid ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyrakat banten Khususnya umat islam dan untuk menyebarkan syi’ar Islam di Provinsi Banten.

“terkait penanganan kesehatan, Gubernur akan mintakan Sekda untuk membuat Poliklinik di Mesjid Raya Al-bantani untuk melayani masyarakat Banten dan Poliklinik di sini tidak untuk dikomersilkan hanya untuk melayani siapa yang datang sakit diobati secara gratis,” ungkap Gubernur.

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Banten-Drs.H.Iding Mujtahid dalam sambutannya menyampaikan bahwa Mesjid yang ada di Banten berjumlah 7.766 Mesjid dari mulai tingkat Desa sampai tingkat Provinsi dan ini di Kementerian Agama akan dijadikan direktori, Mushola berjumlah 10.012, 10 Mesjid Bersejarah berada di tiap Kabupaten/Kota dan Mesjid Raya Al-bantani yang monumental bagi kita semua.

“Diharapkan Mesjid ini pemanfaatannya 24 jam, sehingga benar-benar bermanfaat dan menjadi pusat informasi ke Islaman,” ungkap H.Iding Mujtahid.

Panitia penyelenggara-H. Fatah Sulaiman,MP melaporkan bahwa Kegitan ini diantaranya membahas Legalitas Formal Dewan kemakmuran Masjid Raya Al-bantani tersusunnya Anggaran dasar, Anggaran Rumah Tangga dan program kerja yang telah disepakati dan dipahami oleh seluruh pengurus sehingga didirikannya Mesjid Raya Al-bantani ini dapat dirasakan manfaatnya demi kemaslahatan umat khususnya masayarakat Banten, Seluruh anggaran murni didukung dari APBD Provinsi Banten.

Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Raya AL-bantani Periode 2010-2012 yaitu: Ketua Umum-H.Makmur Masyhar, Wakil Ketua-H.Rodani, Ketua I-H.Rasna Dahlan, Ketua II-H.Rd. Hidayatullah, Ketua III-KH. Matin Jawahir, Ketua IV-H.T.Jaka Rooseno, Sekretaris Umum-H.Endad Musaddad, Wakil Sekretaris-H. Zaenal Abidin Suja’i, Bendahara Umum-H. Anisul Fuad, Wakil Bendahara-Eka Surya Lesmana.

Selanjutnya Gubernur, menyerahkan Mushaf AL-qor’an Al-bantani kepada DMI Provinsi, Kabupaten/kota dan penyerahan Bantuan kepada anak yatim piatu sebanyak 100 orang yang secara simbolis diberikan kepada empat orang anak yatim piatu kabupaten/kota.

Turut hadir, Ketua MUI Provinsi Banten-KH Wahab Afif, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Banten-Drs.H.Iding Mujtahid, ASDA III Provinsi Banten- H. Zaenal Muttaqin, Muspida Provinsi Banten, Rektor IAIN SHM, Rektor IAIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten -Prof.Dr.H.E.Syibli Sarjaya, alim ulama, tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya.

(Bantenbersatu.com)

Elektabilitas Ratu Atut Chosiyah Tertinggi

Elektabilitas Ratu Atut Chosiyah Tertinggi

JAKARTA—Tingkat elektabilitas Ratu Atut Chosiyah dalam Pilgub Banten 2011 mendatang tertinggi dibandingkan calon lain. Hal ini terungkap dari hasil survei yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan bekerjasama dengan Indo Barometer.

Hasil survei diungkapkan pengurus DPP PDI Perjuangan dalam rapat tertutup di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Rapat itu dihadiri oleh seluruh pengurus DPC PDI Perjuangan se-Banten.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Banten Sri Hartati mengatakan, pada survei awal, Atut mempunyai elektabilitas 37,3 persen, disusul Wahidin Halim 21,6 persen, Mulyadi Jayabaya 6,6 persen, dan Jazuli Juwaini 2,1 persen.

Kemudian, lanjutnya, pada survei terbaru, Atut masih tertinggi bahkan elektabilitasnya meningkat mencapai 42,4 persen, disusul Wahidin Halim 22,6 persen, dan Jazuli Juwaini 3,1 persen.

“Ini survei awal PDI Perjuangan. Seiring perjalann waktu, peta politik mungkin alan berubah,” tegasnya.

Wasekjen DPP PDI Perjuangan bidang Kesekretariatan Hasto Kristiyanto membenarkan pihaknya mengungkapkan hasil survei kepada DPD dan DPC PDI Perjuangan. Meski demikian ia enggan mengungkap hasil lengkap dari hasil survey tersebut.

“Kita hanya mendialogkan hasil. Survei awal ini dilakukan internal, sehingga hanya untuk konsumsi internal,” katanya

Senin, 30 Mei 2011

Posisi Penting Banten dalam Koridor II MP3EI


TERPILIHNYA Banten sebagai bagian koridor II Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), tentu saja, bukan tanpa alasan dan perhitungan. Program yang diluncurkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, pekan lalu, ini telah membuat perhitungan yang cermat utamanya dengan melihat perkembangan Banten terkini dan potensi dan prospek yang dapat dicapai di masa mendatang sesuai dengan target MP3EI yang itu hingga 2025.

Dalam program nasional yang dipersiapkan dan disusun selama satu tahun penuh itu, Banten dianggap memiliki posisi yang sangat strategis dan potensial, meskipun usia provinsi ini relatif masih sangat muda. Salah satu peran penting yang akan ditumpukan ke Banten adalah sebagai wilayah utama yang akan menyatukan antara Koridor II (Banten, Jakarta, Semarang, Jogja, Surabaya) dan Koridor I Sumatera (Banda Aceh, Medan, Pakanbaru, Batam, Jambi, Padang, Palembang, Bengkulu, Lampung, Pangkal Pinang).

Sebagai wilayah yang akan dihubungkan secara langsung dengan Koridor I tentu saja akan memiliki posisi penting dalam rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang dijadwalkan akan dibangun mulai tahu 2013. Keberadaan JSS bukan hanya menyatukan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa tetapi diperkirakan juga akan menimbulkan dampak ekonomi yang sangat dahsyat terhadap seluruh wilayah Banten. Pada akhirnya nanti, JSS akan dapat langsung memacu laju pertumbuhan ekonomi masyarakat Banten secara keseluruhan.

Kita tentu akan mudah memahami dampak lain yang akan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, dengan dibangunnya JSS. Setidaknya jalur distribusi barang/jasa dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya tidak akan menemui kendala lagi seperti selama ini, semasa masih menggunakan jalur jasa angkutan laut. Dengan kelancaran jalur distribusi akan memberikan kepastian ketersediaan barang/jasa dalam volume yang stabil, sehingga harga di tingkat masyarakat juga tidak mengalami naik-turun yang signifikan.

Nah, untuk itu Banten harus siap melakukan perubahan mind set yang menitik beratkan pada pendekatan solutif, bukan terkonsentrasi pada pendekatan masalah yang dihadapi. Karena itu, lagi-lagi, dibutuhkan spirit bekerja lebih keras, lebih pintar, dan lebih serius untuk memperoleh rumusan strategi dan kebijakan yang tidak hanya incremental, tetapi structural. Titik berat langkah-langkah yang perlu diambil adalah percepatan transformasi ekonomi dengan segala taktik yang strategis.

Merubah mind set
Salah satu meningkatkan value added, mendorong inovasi, mengintegrasi pendekatan sektoral dan regional, dan memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya. Pemerintah provinsi meningkatkan perannya sebagai regulator, fasilitator, dan katalisator yang mempercepat proses agar Banten mampu melompat lebih jauh. Sementara Pemerintah Daerah Provinsi terus berusaha memaksimalkan kekuatan sumber pendanaan di luar APBD. Pelaku usaha juga mendorong dan mendukung ide-ide kreatifnya.

Banten harus mampu membuktikan diri bisa berjalan seiring dengan visi Indonesia 2025, yaitu mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. Jika 2010 PDB USD 700 Miliar atau pendapatan per kapita USD 3.005, sudah masuk 17 besar dunia. Tahun 2025 PDB diperkirakan USD 3,8-4,5 Triliun, dengan pencapatan per kapita menembus USD 13.000 – 16.000, sehingga menjadi high income country, dan masuk 12 besar dunia Pada tahun 2045, pendapatan per kapita Indonesia diprediksi menjadi yang terbesar ke-7 atau ke-8 dunia. Dengan USD 46.000, dengan PDB mencapai USD 16,6 Triliun.

Bagaimana menuju ke sana? Pertama, upaya pengembangan koridor ekonomi, untuk mempersiapkan diri dalam fase penguatan konektivitas nasional, melalui sinergi antara pusat pertumbuhan dan pemerataan infrastruktur dasar. Ketiga, percepatan kemampuan SDM dan Iptek Nasional, dengan mendorong ke arah innovation driven economy. Oleh sebagai itulah dibutuhkan beberapa prasarat untuk bisa mencapai ke tujuan tersebut, seperti perubahan mindset, pengembangan mutu modal manusia, pemanfaatkan seluruh sumber pembiayaan pembangunan, pola pengelolaan anggaran dan kekayaan negara yang lebih baik, konsistensi kebijakan yang mendorong transformasi sektoral, berkelanjutan jaminan social dan penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan air, ketahanan energi dan reformasi birokrasi.
Posisi geo-strategis Banten dalam Koridor II MP3EI, memiliki keunggulan kompetitif dan keunikan yang khas. Oleh sebab itu, proses pembangunan Banten harus berkesinambungan, terintegrasi dengan baik, tidak bongkar pasang atau tambal sulam, untuk memaksimalkan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi secara merata, sebagai bagian dari wilayah nasional maupun bagi wilayahnya sendiri. Koridor II dalam masterplan tersebut, berkonsentrasi pada pendorong industri dan jasa nasional. Koridor II juga akan dijadikan pusat industri tekstil, makanan-minuman, alat transportasi, perlengkapan pertahanan, perkapalan, dan proyek Metropolitan Jakarta Area.

Penyokong Bahan Pangan
Selain itu, koridor ini juga menjadi penyokong pangan nasional. Produksi beras di wilayah banten mengalami kenaikan 10,7 persen pada 2010. Pada tahun 2010 lalu, target produksi beras mencapai 2.048.047 ton kg gkg, lebiht inggi dari pencapaianan pada tahun sebelumnya yaitu 1.849.008 ton gkg. Kepala Distanak Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, dari tahun ke tahun trend produksi beras di banten mengalami peningkatan. Dengan estimasi produksi padi dari Januari-April mencapai 859.401 ton, dan estimasi pada Mei-Desember mencapai 1.328.797 ton. Sehingga diharapkan pada tahun 2011 ini surplus beras Banten mencapai 305.648 ton. Karena kebutuhan konsumsi beras masyarkat Banten pada tahun 2011 mencapai 1.072.918 beras.

Luas lahan pertanian di Banten pada tahun 2009 mencapai 366.138 hektar, dan tahun 2010 luas areal pertanian bertambah menjadi 406.411 hektar. Kontribusi sebesar 2.048.047 ton gkg itu tersebar di empat sentra daerah penghasil padi Banten, yakni Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang dan Kabupaten Tangerang. Adapun rinciannya, Kabupaten Pandeglang kontribusinya sebesar 30,82 persen, Kabupaten Lebak sebesa 23,69 persen, Kabupaten Serang sebesar 20,54 persen, dan Kabupaten Tangerang sebesar 20,01 persen.

Kebijakan peningkatan produksi padi didukung dengan Peraturan Gubernur (Pergub) No.1 Tahun 2010 tentang Gerakan Aksi Membangun Pertanian Rakyat Terpadu. Selain itu juga melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerjanya dan hasilnya, antara lain bantuan benih, subsidi pupuk, alsintan, pengelolaan tanaman terpadu melalui sekolah lapangan. Serta pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani serta peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance.

Pabrik baja Terpadu
Dimulainya pembangunan pabrik baja terpadu yang telah dilaporkan Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah kepada presiden saat peluncuran MP3EI, pekan lalu, telah diresmikan oleg SBY yang ditandai dengan dibunyikannya sirine melalui video confrence. Selain menyerap ribuan tenaga kerja, proyek ini juga menimbulkan multiplier effect yang sagat besar. Proyek ini akan membuka peluang bagi Banten, untuk segera menyiapkan tenaga-tenaga terampil yang diperlukan.

Proyek yang dijadwalkan akan selesai pada 2013 ini, akan menghasilkan baja dengan kapasitas 6 juta ton per tahun atau 2 kali lipat dari kapasitas produksi PT KS saat ini. Pabrik patungan ini dibangun di sekitar lokasi pabrik PT KS di areal seluas 400 hektar, dengan konsentrasi produksi berupa slab, plate dan hot rolled untuk memenuhi kekurangan permintaan pasar domestik. Pabrik ini nantinya bakal menghasilkan lembaran baja sampai selebar 3 meter.

Ground breaking proyek ini pada Oktober 2010 dan diharapkan sudah dapat beroperasi mulai 2013 dengan kapasitas awal 2,5 juta ton/tahun dan akan dilanjutkan proyeknya sampai 2017 hingga mencapai kapasitas 6 juta ton/tahun. Hal ini dapat memberikan efek ganda bagi masyarakat sekitar, seperti pengembangan industry hilir, pendidikan, perdagangan, kesehatan dan pariwisata serta infrastruktur lain yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran operasi perusahaan joint venture ini. (bb/adv)

Banten Miliki Potensi Energi Panas Bumi 790 MW

BANTEN—Daerah Banten menyimpan potensi panas bumi sebesar 790 megawatt yang tersebar di 5 lokasi. Tiga lokasi berada di Kabupaten Serang, yaitu Rawa Dano dengan potensi 115 megawatt, gunung Karang dengan potensi 170 megawatt dan gunung Polosari dengan 100 megawatt. Ketiga lokasi itu telah ditetapkan sebagai Wilayah Kerja Pertambangan (WKP).

Selain tiga lokasi tersebut, baru-baru ini pemerintah melalui Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Luluk Sumiarso, Menyerahkan SK WKP untuk gunung Endut yang terletak di Kabupaten Lebak. Selain kawasan gunung Endut, di Lebak juga ditemukan potensi panas bumi di daerah Pemancalan. Namun saat ini energi di Pemancalan masih dalam tahpan survey pendahuluan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Penyerahan SK WKP gunung Endut dilakukan bersamaan dengan tiga wilayah lainnya di Indonesia, yaitu WKP Bonjol dengan kapasitas 200 megawatt, WKP panasbumi Mataloko dengan kapasitas 63 megawatt, WKP gunung Ciremai dengan 150 megawatt.

Panas bumi guung Endut mempunyai kapasitas 80 megawatt. Sedangkan potensi di Pemancalan jauh lebih besar yakni 225 megawatt. Luluk berharap agar pemerintah setempat menjaga dan mengawal pengelolaan potensi tersebut.

“Dengan diserahkan WKP ini kepada Pemda diharapkan dikawal pengolahannya sehingga dapat memberi manfaat kepada masyarakat setempat,” katanya dalam acara peluncuran Hari Sadar Energi Bersih, di Eco Park. Taman Impian Jaya Ancol, Minggu (29/5).

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan pemiliki 40 persen potensi panas bumi dunia dengan total potensi sebesar 29.038 megawatt. Dari jumlah itu, yang diketahui baru 276 titik potensi yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik hanya sekitar 4 persen atau 1.196 megawat.

Potensi panas bumi akan memberikan manfaat kepada masyarkat terutama dalam hal elektrifikasi dan sebagai sumber keuangan dan listrik baru. Panas bumi yang dihasilkan gunung Endut misakanya, berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sedikitnya Rp 175 miliar per-tahun. (mhl)

Kepemimpinan Perempuan Dalam Perspektif Birokrasi


Oleh Widhy Purnama*

KEPEMIMPINAN perempuan menjadi isu publik yang menarik diperbincangkan. Tidak jarang masalah ini memancing polemik dan perdebatan antara kelompok yang pro dan kontra terhadap pemimpin perempuan dalam sebuah Wilayah, mulai dari tingkat walikota maupun bupati, gubernur hingga presiden. Meski demikian, pengakuan atas hak dasar kemanusiaan tampak mengalami peningkatan yang signifikan diberbagai belahan dunia. Pengakuan ini juga berlaku atas hak perempuan sebagaimana yang sejajar dengan laki-laki.

Doktrin agama seringkali dijadikan untuk membenarkan tindakan tidak adil dan bahkan tindakan kekerasan terhadap kaum perempuan. Doktrin agama dianggap sebagai sesuatu yang baku dan tidak bisa ditafsirkan, sehingga posisi marginal perempuan dalam Agama dianggap takdir yang tidak dapat diubah. Selain Agama, budaya juga mempengaruhi terbentuknya struktur dan sosial politik yang timpang di masyarakat, sehingga perempuan yang pada posisi lemah hanya bisa bertahan dalam budaya patriarkhi.

Penilaian kapabilitas kepemimpinan seseorang sudah saatnya tidak lagi dilandaskan pada penilaian atas penampilan fisik. Cantik atau tidak cantik, ganteng atau tidak ganteng, sangat tidak relevan dalam konteks political election untuk pemilihan presiden, anggota legislatif, maupun pemilihan kepala daerah. Pemilihan kepala daerah berbeda dengan reality show karena ada banyak persyaratan politik yang mesti dipenuhi oleh setiap kandidat yang ingin maju.

Setiap kandidat bukan hanya harus memiliki kekuatan finansial, popularitas, pengalaman bekerja di birokrasi, pengalaman bisnis, atau bahkan sekadar idealisme atau gelar akademik. Setiap kandidat sudah saatnya harus dilihat dari visi dan misi yang jelas, perencanaan, dan strategi konsep yang tepat. Calon pemimpin perempuan yang berkembang juga harus memiliki sikap dan jiwa kepemimpinan yang kuat, cerdas dan tangkas dalam mengelola organisasi. Selain itu, tentunya, harus memiliki dukungan riil di tingkat partai maupun akar rumput.

Di sisi lain partai-partai politik juga perlu meningkatkan kemampuan dalam menyeleksi sosok yang akan mereka usung. Dengan katakan lain, partai politik juga haarus menggunakan survei obyektif untuk mengikur tingkat popularitas dan elektabilitas bakal calonnya. Semua sisi harus ditelisik secara cermat, termasuk tentunya visi dan misinya, persiapan dan kesiapannya selama ini, sosialisasi yang sudah dijalankan, termasuk bahkan kesiapan tim suksesnya.

Lebih jauh lagi, partai politik juga perlu mengetahui dan mempelajari strategi yang sudah maupun akan dilakukan untuk memenangi pilkada nantinya. Hal ini sangat penting, jika mengingat keberhasilan seorang bakal calon akan dapat mempengaruhi kredibilitas partai politik itu sendiri dalam mempersiapkan kader-kadernya untuk menjadi pemimpin di daerah. Pada gilirannya nanti, hal ini juga akan berkolerasi pada hasil yang akan dicapai pada pemilu di tingkat nasional.

Fakta menunjukkan kader-kader dari partai politik yang sudah mapan, berpengalaman dan memiliki organisasi yang baik, memiliki kesiapan yang lebih baik pada sosok bakal calonnya maupun rencana strategi tim suksesnya. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika calon perempuan dari partai politik yang sudah mampan, tampil dengan kepercayaan diri lebih unggul dari lawan-lawannya.

Selain persiapan, juga perlu dicermati kesiapan pemimpin perempuan untuk berada di pucuk pimpinan birokrasi. Cantor dan Bernay (1998) dalam Women in Power mengatakan bahwa kepemimpinan perempuan sebagai perpaduan antara kompetensi diri, agresi, kreatif, dan kekuasaan perempuan. Anita Roddick dalam Helgesen (1990) Female advantage, women''s ways of leadership mengatakan, perempuan dalam memimpin tidak menghiraukan adanya jenjang hierarki, tetapi menganggap staf sebagai "teman" yang dihargai, yang disebut Roddick feminine principles.

Dalam menjalankan peran sebagai pemimpin, perempuan mempunyai karakteristik, yaitu percaya diri, disiplin, memimpin orang lain bukan menguasai orang lain, bersikap tegas, bekerja untuk kepentingan orang lain, kerja keras, berkompetensi diri, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Karakteristik ini pun dikemukakan

De Beauvoir memaparkan, penindasan terhadap perempuan itu ada karena perempuan bekerja tetap diharapkan memainkan peran sebagai istri dan ibu. Kedua peran itu menuntut kewajiban yang berhubungan dengan urusan domestik. Bagi perempuan, bekerja merupakan salah satu cara menunjukkan eksistensi dirinya di tengah masyarakat.

Feminisme eksistensialis menganggap bahwa dengan bekerja, perempuan menolak menjadi objek. De Beauvoir menyebut empat strategi perempuan untuk dapat mengaktualisasikan, yaitu bekerja, menjadi intelektual, menjadi transformator dalam masyarakat, dan menolak internalisasi sebagai objek dalam bentuk apa pun.

Perempuan yang sedang meniti karier selalu berupaya mengatasi hambatan dan kegagalan yang dia hadapi sementara biasanya untuk kegiatan domestik mendapat bantuan orang lain, seperti menitipkan anak kepada orangtua atau pekerja rumah tangga. Bagi Eisenstein, adanya reformasi pada birokrasi tidak hanya adanya perempuan di level atas struktur, tetapi harus ada keterlibatan perempuan dalam penyusunan kembali institusionalisasi yang ada yang berkaitan dengan peran jender.

Adanya hirarki wewenang dalam birokrasi sangat bertentangan dengan ide dasar feminisme, yaitu demokrasi. Posisi perempuan yang masih didominasi laki-laki akan mereproduksi masyarakat patriarki jika tidak diberi perspektif perempuan. Dalam konteks ini, diperlukan pimpinan yang mempunyai visi dan misi yang jelas keberpihakannya kepada perempuan.***

*Jurnalis, tinggal di Banten

Rilis Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Banten Cukup Pesat


SERANG-Perekonomian Banten berhasil mensejajarkan diri dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam kajian yang dirilis Kantor Bank Indonesia awal Mei lalu, disebutkan, kinerja perekonomian Banten triwulan I 2011mengalami peningkatkan. Angkanya cukup signifikan, menembus besaran 6,52% atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yakni 6,50%. Ini merupakan level pertumbuhan tertinggi sepanjang sejarah Banten hingga saat ini.

Dalam rilisnya, peningkatan ini terjadi karena sektor industri yang didukung oleh sektor utama lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Faktor itulah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Banten saat ini bisa sejajar dengan ekonomi nasional.

''Semakin tingginya minat investor pada kedua sektor utama tersebut dan didukung oleh faktor lokasi yang strategis serta tingginya permintaan pasar pada kedua sektor utama tersebut menjadi pendorong utama kinerja perekonomian Banten saat ini,'' demikian dalam rilis Kantor Bank Indonesia.

Sementara itu, tekanan Inflasi Banten pada triwulan I 2011 sedikit menurun dengan membaiknya pasokan bahan makanan. Peningkatan inflasi Banten pada triwulan IV 2010 terutama dari sisi suplai mulai menurun pada Triwulan I 2011. Inflasi tahunan Banten pada akhir triwulan I 2011 adalah sebesar 5,76%. Ini relatif membaik dibandingkan dengan akhir triwulan sebelumnya sebesar 6,10% .

Masuknya masa panen padi di Banten dan meningkatnya pasokan bahan makanan lainnya baik dari sentra produksi di Banten maupun luar Banten yang didukung oleh membaiknya kondisi cuaca mendorong terjadinya peningkatan pasokan bahan makanan di Banten. Hal tersebut menyebabkan tekanan dari kelompok volatile foods (bahan makanan yang harganya fluktuatif,red) pun menurun.

Terus membaiknya konsumsi, investasi dan ekspor, akan turut menyumbang peningkatan pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan II 2011 dengan proyeksi pertumbuhan pada kisaran 6,58%-6,62% . Kinerja sektor utama perekonomian Banten, yaitu sektor industri pengolahan akan terus meningkat seiring terus membaiknya permintaan barang dan jasa baik dari daerah lain di luar Banten maupun luar negeri.

Struktur industri yang erat kaitannya dengan peningkatan jumlah penduduk seperti petrokimia, tekstil dan alas kaki menyebabkan pelaku usaha/investor di sektor utama tersebut terus melakukan ekspansi bisnis melalui investasi peningkatan kapasitas industri dan memperluas pasar produk baik domestik dan luar negeri. Ekspektasi percepatan realisasi belanja pemerintah serta prakiraan semakin tingginya kinerja ekspor dan impor menjadi faktor-faktor yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan mendatang dari sisi permintaan.

Sementara itu, dari sisi sektoral, hampir seluruh sektor di Banten diperkirakan tumbuh meningkat. Kondisi tersebut secara simultan akan mendorong perekonomian Banten bertumbuh lebih tinggi pada periode mendatang. Peningkatan kinerja ekonomi diperkirakan berdampak pada peningkatan tekanan inflasi dari sisi permintaan meskipun tidak signifikan. Namun dengan stabilnya pasokan bahan makanan dari sisi penawaran, inflasi Banten diprakirakan berada pada kisaran 4,75% - 5,25% atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan I 2011. Pencapaian kinerja ini tentu saja pantas disambut gembira oleh seluruh stakeholder di wilayah Banten.

''Namun tidak lantas membuat kita cepat berpuas diri. Pencapaian tersebut justru
menjadi tantangan bagi kita semua, untuk bekerja lebih keras, lebih bersemangat dan penuh motivasi untuk terus meningkatkan laju kinerja pertumbuhan ekonomi Banten,'' kata Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten akhir pekan lalu di Lippo Karawaci seraya menambahkan, hal ini seiring dan selaras dengan program pemerintah pusat melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, yang dicanangkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Mei 2011 lalu.

Ditambahkan Atut, pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut sempat dilaporkan dirinya dalam video conference dengan Presiden SBY. Dalam kesempatan itu, Ratu Atut juga melaporkan proyek-proyek yang akan dilaksanakan di wilayah Banten sebagai bagian dari program MP3EI 2011-2025. Proyek tersebut antara lain pembangunan pabrik baja terpadu di Cilegon, yang merupakan kerjasama investasi antara PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Iron and Steels Company (Posco). Proyek tersebut menelan investasi senilai 6 miliar dolar AS, dengan kemampuan produksi baja hingga 6 juta ton per tahun. Pembangunannya direncanakan akan selesai pada 2013.

Pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan dalam dua tahan ini, diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 149.000 orang. Pekerjaan fisiknya sendiri akan dimulai Agustus atau September tahun depan. Sementara untuk tahap kedua, sekitar 30 persen produknya akan diekspor ke Vietnam, sebagai negara yang memiliki industri hilir siap menerima produk pabrik KS-Posco.

Pabrik hasil kerja sama ini menjanjikan produk berkualitas tinggi. Pabrik akan menghasilkan plat mill dengan spefikasi baru, yakni ukuran panjang 4 meter dan ketebalan 100 milimeter. Baja jenis ini digunakan untuk industri kapal-kapal samudera yang berukuran besar. Bahan baku sebagian besar berasal dari dalam negeri. Sedang sisanya, kemungkinan akan diimpor dari negara terdekat, seperti Australia.

Pendirian pabrik baja terpadu ini, diperkirakan akan membuat impor baja nasional turun 20 persen. Tahun ini produksi baja nasional mencapai 5,9 juta ton. Tahun depan, produksi baja nasional ditargetkan bisa mencapai 7,4 juta ton atau sama dengan produksi 2008. (bb)

Produksi Beras di Banten Meningkat


Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten menargetkan produksi beras sebanyak 2.190.632 ton gabah kering keliling (GKG). Dengan estimasi produksi padi dari Januari-April mencapai 859.401 ton, dan estimasi pada Mei-Desember mencapai 1.328.797 ton. Sehingga dirapkan pada tahun 2011 ini surplus beras Banten mencapai 305.648 ton. Karena kebutuhan konsumsi beras masyarkat Banten pada tahun 2011 mencapai 1.072.918 beras.

Kepala Distanak Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, target produksi beras tersebut bisa tercapai, karena dari tahun ke tahun trendnya terjadi peningkatan.

Semula pada tahun 2010 lalu, target produksi beras mencapai 2.048.047 ton kg. produksi beras tahun 2010 itu mengalami kenaikan sebesar 10,7 persen, di mana pada tahun 2009 lalu target produksi beras Banten mecapai 1.849.008 ton gkg. Sehingga mengalami surplus beras mecapai 87.004 ton.

“Peningkatan produksi beras 10,7 ton itu hanya cukup sebagai cadangan beras selama satu bulan saja. Kita berharap dengan strategi tersebut, mak a upaya surplus sebesar 305.648 ton menjadi kenyataan,” katanya sebelum menghadiri acara Rapat Koordinasi (Rakor) Pertanian di Aula Kantor Distanak Provinsi Banten, (26/5).

Agus menerangkan, luas lahan pertanian di Banten pada tahun 2009 mencapai 366.138 hektar, dan tahun 2010 luas areal pertanian bertambah menjadi 406.411 hektar. Kontribusi sebesar 2.048.047 ton gkg itu tersebar di empat sentra daerah penghasil padi Banten, yakni Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang dan Kabupaten Tangerang.

“Adapun rinciannya, Kabupaten Pandeglang kontribusinya sebesar 30,82 persen, Kabupaten Lebak sebesa 23,69 persen, Kabupaten Serang sebesar 20,54 persen, dan Kabupaten Tangerang sebesar 20,01 persen,” katanya.

Agus mengatakan, kebijakan peningkatan produksi padi didukung dengan Pergub no.1 Tahun 2010 tentang Gerakan Aksi Membangun Pertanian Rakyat Terpadu. Selain itu juga melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerjanya dan hasilnya, antara lain bantuan benih, subsidi pupuk, alsintan, pengelolaan tanaman terpadu melalui sekolah lapangan.

“Serta pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani serta peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Banten HM Masduki menyatakan, tujuan rapat koordinasi dengan Distanak Kabupaten/kota se-Banten ini adalah untuk mencari strategi musim tanam padi yang akan dilakukan pada Agustus 2011 mendatang. Pihaknya merasa bersyukur bahwa pada tahun 2010 berdasarkan laporan pertanian mendapatkan surplus 87 ribu ton beras. Hal ini sangat membanggakan dan merupakan sutu prestasi yang dicapi serta kerjasama Dinas Pertaniaan.

“Pada tahun 2011 diperkirakan menurut Presiden RI akan mengalami krisis pangan dunia, tetapi kita mengharapkan bila hal tersebut terjadi tidak berdampak pada Indonesia. Mudah-mudahan tidak di Indonesia, terutama di Provinsi Banten mengingat huja terus, sehingga air untuk pertanian cukup dan tidak melimpah,” uajarnya sat menghadiri Evaluasi Keragaman Produksi dan Produktivitas Serealia dalam rangka Pembinaan, Pengawalan, Pendampingan, Monev dan Pelaporan Sekolah Laporan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) tahun 2011 di Aula Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten.

Wagub berharap, upaya Pemprov Banten untuk meningkatkan produktivitas kembali dengan memberikan pemahaman kepada petani. Peran Penyuluh Pertanian Lapngan (PPL) harus lebih intensif lagi memberikan pemahaman kepada masyarakat pertania untuk meningkatkan usaha intensifikasi (ang/asp).

Sumber: Radar Tangsel-Tangerang Ekspres.

Jembatan Cicaringin Mulai Dibangun

SERANG-Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menepati janjinya. Jembatan gantung Leuwi Lember, Desa Cicaringin, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak sudah mulai dibangun. Meski belum bersifat permanen, namun pembangunan jembatan gantung itu diharapkan dapat membantu warga yang akan melintas dengan perasaan nyaman.
“Sudah, sudah mulai dibangun jembatan sementara. Kalau untuk yang permanen belum bisa. Karena masih menunggu di anggaran perubahan,” ujar Atut di sela-sela menghadiri isbath nikah 200 pasangan di The Dome of The Harvest, Lippo Karawaci, Kabupaten Tangerang, Jumat (27/5) pekan lalu.

Atut berharap agar warga Desa Cicaringin bisa bersabar menunggu pembangunan jembatan yang permanen. Dan, dananya akan diusahakan bisa masuk dalam anggaran perubahan tahun ini juga. “Ibu akan bantu Pemerintah Kabupaten Lebak membuatkan jembatan permanen. Yang terpenting buat ibu, infrastruktur didahulukan, jangan sampai membahayakan rakyat,” ujar Atut.

Atut menambahkan, Pemprov akan membuka pembangunan padat karya dengan memberdayakan masyarakat. Pemprov juga akan mengalokasikan anggaran untuk 154 kecamatan se-Banten masing-masing Rp1 miliar. Program ini diharapkan bisa mempercepat proses pembangunan.

Seperti diketahui, jembatan gantung Leuwi Lember, itu putus awal Maret 2011 lalu. Sebuah majalah mingguan nasional pernah menerbitkan foto yang memerlihatkan, sejumlah siswa kelas enam SD Negeri Cicaringin 3 meniti jembatan kawat seperti sedang outbound. Putusnya jembatan yang hanya menyisakan kawat baja (sling) memaksa mereka meniti kawat baja menyeberangi Sungai Ciliman saat akan mengikuti ujian nasional di Desa Cicaringin, Senin (9/5) lalu.

Mendapat laporan soal putusnya jembatan itu, usai penutupan pekan daerah Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Lebak di Gedung LPMP, Rangkasbitung, Lebak, Kamis (21/4) lalu, Atut berjanji pembangunan jembatan itu menjadi prioritas. Dia langsung memerintahkan pejabat Binamarga dan Tata Ruang (BMTR) Pemprov Banten untuk segera membantu Pemkab Lebak membangun kembali jembatan tersebut.

"Ibu merasa sedih dan prihatin melihat siswa SD menyeberangi sungai naik perahu rakit, dan menggunakan tali sling jembatan, akibat jembatan itu terputus. Jelas, kondisi ini mengundang bahaya. Kasus jembatan ambruk ini sampai terekspos di televisi nasional dan di salah satu media massa Banten. Ibu siap membangun jembatan itu," kata Atut.

Tak cuma siap, Selasa (17/5) lalu, Ratu Atut Chosiyah berkunjung langsung ke lokasi jembatan Leuwi Lember. Di sana, Atut menyerahkan bantuan uang tunai senilai Rp100 juta kepada masyarakat untuk digunakan membiayai pembangunan jembatan tersebut. Uang bantuan pribadi gubernur itu diserahkan secara simbolis kepada tokoh masyarakat Cicaringin, Sunta. (bb)

Minggu, 29 Mei 2011

Ratu Atut: TNI AD berkontribusi terhadap percepatan pembangunan

SERANG- Ratu Atut mempunyai pendapat positif bagi TNI AD yang telah memberikan banyak kontribusi besar bagi percepatan pembangunan di Provinsi Banten. “Keberadaan TNI AD telah memberikan kontribusi yang sangat luar biasa terhadap percepatan pembangunan di Provinsi Banten di berbagai bidang” tutur Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah saat menghadiri HUT ke 65 Kodam III SLW dan HUT ke 45 Korem 064 MY Tahun 2011 di Alun-alun Barat Kota Serang, Jum’at (27/5).

Gubernur mengungkapkan bahwa sebagai masyarakat Banten mestinya berbangga, karena Banten termasuk daerah yang sangat kondusif kemanannya. “Selaku Gubernur Banten, saya merasa terbantu oleh kinerja TNI AD, baik wilayah teritorial Korem 064 MY maupun wilayah teritorial Korem 052 Wijayakrama”, ungkap nya.

Gubernur berharap momentum HUT TNI AD ini dapat dijadikan sebagai evaluasi terhadap kinerja TNI Angkatan Darat satu tahun kebelakang dan dapat meningkatkan eksistensinya dan perannya yaitu dalam rangka mengemban tugas amanat mempertahankan wilayah NKRI termasuk Provinsi Banten dan semoga sinergi antara pemerintah dan TNI dalam menata kehidupan masyarakat Banten kearah yang lebih baik lagi senantiasa dapat dilaksanakan dengan kebersamaan.

Gubernur mengajak kepada masyakat banten agar senantiasa menjaga stabilitas keamanan, rasa persaudaraan diantara kita, agar terwujud apa yang menjadi harapan yaitu percepatan pembangunan di Provinsi Banten dapat tercapai. Banten memperoleh wilayah rangking tertinggi diminati oleh investor.

Sementara itu Danrem 064/MY Kolonel Inf Joko Warsito menyampaikan bahwa pada masanya dahulu ketika Banten belum berpisah dengan Jabar, Siliwangi sampai ke Banten, sehingga rakyat Jawa Barat dan Banten adalah Siliwangi, siliwangi adalah masyarakat Jabar dan Banten. Pada awal berdirinya dimulai tahun 1962 memang ada operasi terhadap gerakan DI TII dan kemudian berkelanjutan diresmikanlah pada masanya oleh Menteri Angkatan Darat menjadi Korem 064 Maulana Yusuf. Wilayahnya meliputi 3 kodim yaitu kodim cilegon, kodim Pandeglang dan Kodim Serang. Sekarang bertambah dengan kodim lebak. “Kita Berjuang demi kepentingan masyarakat dan ke Indonesiaan kita dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia” Kata Danrem. Danrem menambahkan bahwa dalam rangka ulangtahun ini terdapat kegiatan-kegiatan seperti bhakti TNI, kegiatan sosial, olah raga bersama dan puncaknya diadakannya pentas seni bersama-sama dengan masyarakat. Kami sadar betul bahwa TNI dengan rakyat seperti ikan dengan air dalam arti tidak bisa dipisahkan dan tidak boleh dipisahkan, untuk itu TNI bersama-sama dengan masyarakat menghadapi permasalahan apapun yang dihadapi. Kedepan yang dihadapi tidak lebihringan dari sebelumnya untuk itu perlu dibutuhkan kembali soliditas kebersamaan diantara kita semua, kita kembangkan dan ditingkatkan.

Hadir pada acara tersebut Sekretaris Daerah Provinsi Banten Ir. H.Muhadi, MSP, DPRD Banten, Kapolda, Kajati, Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Pengadilan Negeri, dan para Kasepuhan Banten.

(as, humas banten, ratuatut.com)

Wapres Boediono resmikan STIE Prasetya Mulya


TANGERANG - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Boediono meresmikan program S-1 dan gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Prasetiya Mulya, di Bumi Serpong Damai Barat I Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Jumat (27/5/2011) . Peresmian ditandai penandatanganan batu prasasti oleh Wapres Boediono.

Turut hadir dalam peresmian itu, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Wakil Bupati Tangerang Rano Karno, dan Chairman Executive Board Yayasan Prasetiya Mulya Djisman S Simanjuntak.

Wapres berbicara mengenai pentingnya pendidikan untuk menyiapkan generasi muda masuk ke dunia kerja. Menurut Wapres, ke depan akan makin banyak generasi-generasi muda produktif yang muncul. Namun, jika tidak disiapkan, deviden demografi ini bisa mendatangkan kerugian.

"Ini potensial, tapi ada aspek di mana mereka tidak dapat pekerjaan dan akhirya timbul gonjang-ganjing. Ke depan harus dibuka jalan bagi anak-anak ini untuk mendapat kerja atau mendapat ruang untuk berkiprah secara produktif," kata Wapres.

Gubernur Banten, dalam sambutannya mengaku sangat bahagia dengan didirikannya STIE Prasetiya Mulya dilingkungan Provinsi Banten. Dia berharap, STIE Prasetiya Mulya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Banten. Di usia yang ke-11, Provinsi Banten memiliki 104 perguruan tinggi, empat di antaranya perguruan tinggi negeri. ”Semakin banyak sarana pendidikan yang menelurkan bibit unggul penerus bangsa, " terangnya.

Gubernur menaruh harapan besar pemerintah pusat memberi perhatian lebih pada pendidikan menengah atas di Provinsi Banten. Pasalnya, angka partisipasi kasar (APK) sekolah menegah atau setingkat MA/SMK/SMA/LB di Banten masih di bawah rata-rata Nasional. “Penyebabnya salah satunya karena kekurangan ruangan kelas,”ujar Gubernur.

"STIE Prasetiya Mulya memiliki visi besar mendukung program mencerdaskan anak bangsa. Peresmian program sarjana Strata 1 (S-1) merupakan wujud dari keseriusan tersebut," ujar Djisman dalam kata sambutannya.

(humasbanten)

Sabtu, 28 Mei 2011

Investasi Banten Masuk Masterplan MP3EI 2011-2015


KOTA CILEGON—Pemerintah mencanangkan/meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dengan menetapkan program-program yang menunjukkan komitmen dari semua atas rencana pencapaian pembangunan ekonomi Indonesia.

MP3EI diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia-Susilo Bambang Yudhoyono di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC). Masterplan ini mencakup 22 aktivitas ekonomi utama Indonesia dan merupakan adaptasi serta integrasi dari RPJPN 2002-2025, sekaligus menandai pencanangan dimulainya proyek-proyek gorundbreaking yang dipusatkan di empat lokasi di antaranya Kota Cilegon Provinsi Banten.

Acara peluncuran melalui siaran langsung dengan dialog jarak jauh (Video Conference/Teleconference) Presiden RI dengan Gubernur Banten, Hj.Ratu Atut Chosiyah di lapangan PT. Krakatau-Posco, Kota Cilegon, Jum’at (27/5) sedangkan Wakil Gubernur Banten, HM. Masduki, menghadiri peluncuran ini langsung bersama Presiden RI.

Presiden Republik Indonesia dalam pidato kenegaraannya menuturkan bahwa rencana investasi yang dilakukan oleh pemerintah, badan-badan usaha milik negara dan oleh swasta nasional jumlahnya mencapai Rp 3 ribu triliun.

Presiden mengatakan akan dimulainya pelaksanaan pembangunan proyek-proyek tertentu di 6 koridor dengan 17 proyek, semua itu membuktikan bahwa MP3EI bukan kertas kosong, tetapi ada bukti dan ada implementasi yang tentu saja akan mencapai tujuan dan sasaran” ungkap Presiden.

Proyek-proyek tersebut akan dilaporkan langsung oleh empat gubernur dari masing-masing kota yaitu Gubernur Banten di Cilegon, Gubernur Papua di Timika, Gubernur Nusa Tenggara Barat di Lombok, dan Gubernur Sumatera Utara di Semangke, via telekonferensi.

“Kita memerlukan masterplan agar arah dan kebijakan yang kita tempuh jelas, kita juga mesti mempercepat dan memperluas pembangunan Indonesia agar ekonomi nasional kita tumbuh kuat di seluruh tanah air dengan pertumbuhan yang kuat tersebut kita dapat mengurangi kemiskinan dan mengurangi pengangguran dan pada akhirnya kesejahteraan rakyat akan meningkat” tutur Presiden.

Sementara itu Gubernur Banten menyampaikan kepada Presiden RI melalui Video Conference bahwa di Kota Cilegon terdapat Pembangunan Integrated Steel Mill PT. Krakatau Posco, Kota Cilegon, yaitu perusahaan patungan antara PT. KS dan POSCO Korea berkapasitas total 6 juta ton/tahun dalam dua tahapan pembangunan dengan nilai investasi US$ 6 milyar yang akan dibangun ke dalam 2 tahap. Tahap pertama dibangun pabrik dengan kapasitas 3 juta ton dan dilanjutkan pada tahap kedua dengan kapasitas 3 juta ton, dan akan menyerap tenaga kerja.

“Selain itu proyek ekspansi PT Krakatau Steel sebanyak 7 proyek ekspansi fasilitas produksi dan infrastruktur dengan total nilai investasi Rp 11 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 2,4 juta ton/tahun menjadi 5 juta ton/tahun pada tahun 2014, menambah pasokan listrik dan perluasan dermaga-dermaga pelabuhan dan pengolahan air bersih,” kata Gubernur.

Acara Video Conference/Teleconference tersebut juga dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Banten-H.Muhadi, Ketua DPRD Banten-H.Aeng Haerudin, Walikota Cilegon-H.Tb. Imam Ariadi serta unsur muspida Provinsi Banten.

Sumber: humasprotokol, 27 Mei, 2011

TTG Banten Ditutup, 7 Produk Unggulan Jadi Perhatian


KAB. TANGERANG—Gubernur Banten, Hj.Ratu Atut Chosiyah, Kamis (26/5), menutup secara resmi Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) VII tingkat Provinsi Banten tahun 2011 di Mardi Gras Citra Raya, Kabupaten Tangerang.

Gubernur menyampaikan Gelar Teknologi Tepat Guna ini merupakan ajang untuk menyediakan dan menginformasikan jenis-jenis teknologi tepat guna hasil inovasi masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi, sekolah, lembaga swasta serta Dinas/Badan/Biro bail di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten maupun Kabupaten/Kota.

“Melalui Gelar TTG ini diharapkan dapat meningkatkan jangkauan pemasaran produk unggulan daerah dari lingkup lokal, menuju lingkup regional bahkan internasional” tambah Gubernur.

Kepala BPPMD Provinsi Banten, Sigit Suwitarto, melaporkan selama kegiatan Gelar TTG ini yang berlangsung sejak tanggal 23 hingga 26 Mei 2011 telah terjadi transaksi jual beli dari berbagai jenis produk yang dipamerkan lebih dari Rp. 197 Juta dengan jumlah pengunjung mencapai 7.500 orang dari berbagai elemen masyarakat.

7 produk unggulan yang ada pada Gelar TTG ini yaitu :

  • Alat Kesehatan (Meja Operasi Manual) dari Kabupaten Tangerang
  • Alat Pembuat Batu Bata Tercepat dari Kota Serang
  • Helm 3G dari Kota Tangerang
  • Pengolahan Minyak Jelantah menjadi Bio Diesel dari Kota Cilegon
  • Alat Sensor Lampu dari Kabupaten Lebak
  • Mesin Pembuat Gerabah dari Kabupaten Serang
  • Industri Kreatif Akar Pohon dari Kabupaten Pandeglang

Ketua Tim Penilai TTG–Bayu Priyanto menyampaikan elemen penilaian pada TTG yaitu dari segi teknis, ekonomi dan sosial budaya. Berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai, Juara I diraih oleh Kabupaten Tangerang, Juara II diraih Kota Serang dan Juara III diraih Kota Tangerang Selatan.

Salah satu produk andalan yang dipamerkan dari Kabupaten Tangerang yaitu Meja Operasi Manual (Manual Operation Table) dan Mesin Penggiling Serbaguna.

Sumber: editorhumasprotokol, Kamis, 26 Mei, 2011

17 Proyek Masterplan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia Resmi Diluncurkan

JAKARTA – Wakil Gubernur HM. Masduki, Jumat (27/5) menghadiri peluncuran Masterplan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 hari ini, di Jakarta Convention Centre yang diluncurkan langsung oleh Presiden RI-Susilo Bambang Yudhoyono.

Presiden RI mengatakan hari ini akan dimulai pelaksanaan pembangunan proyek-proyek tertentu sebanyak 17 proyek di enam koridor. Proyek-proyek tersebut akan dilaporkan langsung oleh empat gubernur dari masing-masing kota yaitu Gubernur Banten di Cilegon, Gubernur Papua di Timika, Gubernur Nusa Tenggara Barat di Lombok, dan Gubernur Sumatera Utara di Semangke, via telekonferensi.

Gubernur Banten Hj.Ratu Atut Chosiyah yang mewakili koridor ekonomi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan Barat menyampaikan besaran tenaga kerja yang akan terserap dalam proyek-proyek baru yang tertuang dalam MP3EI, antara lain proyek perluasan industri baja, pelabuhan dan air. Gubernur juga menyampaikan optimismenya atas kemampuan proyek-proyek itu menyerap tenaga kerja.

Menurut Presiden ada beberapa faktor yang membuat rencana atau masterplan ini gagal di antaranya adalah dengan birokrasi yang lambat di Pemerintah Pusat. Kedua adalah pemerintah daerah yang cenderung menghambat kelangsungan masterplan ini. Ketiga katanya adalah adanya ketidakpastian dari investor, atau ingkar janji para investor dan dunia usaha. Keempat adalah adanya regulasi yang menghambat pembangunan ini, namun tidak segera memperbaikinya. Oleh karena itu Presiden mengajak segenap masyarakat Indonesia agar mendukung keberhasilan masterplan ini.

Sumber: editorhumasprotokol, Jum’at, 27 Mei, 2011

Ratu Atut: Dahulukan Kepentingan Bersama


Karawaci - Konflik yang kian menjadi antara Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang terkait perselisihan lahan terminal II dan III Bandara Internasional Soekarno-Hatta mendapat perhatian Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

Ratu Atut mengimbau agar kedua belah pihak mengedapankan kepentangan bersama dan menghindari konflik. Dalam menyelesaikan sengketa lahan seluas 17.383.255 meter persegi tersebut, Ratu Atut sudah menugaskan Wakil Gubernur M Masduki agar memediasi dan mencari solusi bersama.

“Saya sudah menugaskan pak Wagub (M Masduki) untuk memediasikan masalah ini agar tidak terus berlarut-larut,” kata Gubernur wanita pertama di Indonesia itu saat ditemui di Karawaci, Kamis (26/5/11).

Tentang aset-aset yang telah diklaim pemerintah kabupaten atau kota Tangerang, menurut Ratu Atut, kepemilikannya disesuaikan dengan kewenangan daerah setempat untuk dikelola.

“Saya tidak ingin masalah ini berjung pada konflik. Kalau pun sudah ada tapi tidak berkepanjangan. Setiap pemerintah kabupaten/kota dapat duduk satu meja untuk membicarakan melalui mediasi yang sudah dituugaskan khusus ke pak Masduki,” terangnya. (ss_ratuatut.com)

Jumat, 27 Mei 2011

Laju Perekonomian Banten Tertinggi dalam Sejarah

http://ratuatut.com/berita/banten/201-laju-perekonomian-banten-tertinggi-dalam-sejarah


Banten - LAJU kinerja perekonomian Banten pada Triwulan I 2011 meningkat cukup signifikan dengan level pertumbuhan sebesar 6,52%, yang merupakan level pertumbuhan tertinggi sepanjang sejarah Banten hingga saat ini. Demikian kajian ekonomi Regional Banten Triwulan I 2011, yang dirilis Kantor Bank Indonesia Serang, awal Mei lalu.
Peningkatan pada sektor industri yang didukung oleh sektor utama lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) menyebabkan pertumbuhan ekonomi Banten saat ini sejajar dengan ekonomi nasional sebesar 6,50%. Semakin tingginya minat investor pada kedua sektor utama tersebut dan didukung oleh faktor lokasi yang strategis serta tingginya permintaan pasar pada kedua sektor utama tersebut, menjadi pendorong utama kinerja perekonomian Banten saat ini.

Di sisi lain, tekanan inflasi Banten pada triwulan I 2011 juga sedikit menurun dengan membaiknya pasokan bahan makanan. Peningkatan inflasi Banten pada triwulan IV 2010 terutama dari sisi suplai mulai menurun pada Triwulan I 2011. Inflasi tahunan Banten pada akhir triwulan I 2011 adalah sebesar 5,76%, relatif membaik dibandingkan dengan akhir triwulan sebelumnya sebesar 6,10%.

Masuknya masa panen padi di Banten dan meningkatnya pasokan bahan makanan lainnya baik dari sentra produksi di Banten maupun luar Banten yang didukung oleh membaiknya kondisi cuaca mendorong terjadinya peningkatan pasokan bahan makanan di Banten. Hal tersebut menyebabkan tekanan dari kelompok volatile foods pun menurun.

Terus membaiknya konsumsi, investasi dan ekspor, akan turut menyumbang peningkatan pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan II 2011 dengan proyeksi pertumbuhan pada kisaran 6,58%-6,62%. Kinerja sektor utama perekonomian Banten, yaitu sektor industri pengolahan akan terus meningkat seiring terus membaiknya permintaan barang dan jasa baik dari daerah lain di luar Banten maupun luar negeri.

Struktur industri yang erat kaitannya dengan peningkatan jumlah penduduk seperti petrokimia, tekstil dan alas kaki menyebabkan pelaku usaha/investor di sektor utama tersebut terus melakukan ekspansi bisnis melalui investasi peningkatan kapasitas industri dan memperluas pasar produk baik domestik dan luar negeri.
Ekspektasi percepatan realisasi belanja pemerintah serta prakiraan semakin tingginya kinerja ekspor dan impor menjadi faktor-faktor yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan mendatang dari sisi permintaan. Sementara itu dari sisi sektoral, hampir seluruh sektor di Banten diperkirakan tumbuh meningkat. Kondisi tersebut secara simultan akan mendorong perekonomian Banten bertumbuh lebih tinggi pada periode mendatang.

Peningkatan kinerja ekonomi diperkirakan berdampak pada peningkatan tekanan inflasi dari sisi permintaan meskipun tidak signifikan. Namun dengan stabilnya pasokan bahan makanan dari sisi penawaran, inflasi Banten diprakirakan berada pada kisaran 4,75% - 5,25% atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan I 2011. Peningkatan pendapatan bruto Provinsi Banten secara umum dan ekspektasi peningkatan penghasilan yang diterima masyarakat menimbulkan peningkatan tekanan terhadap inflasi inti triwulan mendatang.

Sementara itu, kondisi pasokan bahan makanan diperkirakan tetap stabil yang didukung oleh kecukupan pasokan bahan makanan strategis penyumbang inflasi. Adapun barang/jasa yang harganya ditetapkan pemerintah diperkirakan stabil cenderung meningkat.

Pencapaian ini tentu saja pantas disambut gembira oleh seluruh stakeholder di wilayah Banten, namun tidak lantas membuat kita cepat berpuas diri. Pencapaian tersebut justru menjadi tantangan bagi kita semua, untuk bekerja lebih keras, lebih bersemangat dan penuh motivasi untuk terus meningkatkan laju kinerja pertumbuhan ekonomi Banten. Hal ini seiring dan selaras dengan program pemerintah pusat melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, yang dicanangkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Mei 2011.

Pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut sempat dilaporkan Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah dalam kesempatan video confrence dengan Presiden SBY, yang tampak tersenyum sumringah mendengar hasil tersebut. Dalam kesempatan itu, Ratu Atut juga melamporkan proyek-proyek yang akan dilaksanakan di wilayah Banten sebagai bagian dari program MP3EI 2011-2025.

Proyek tersebut antara lain pembangunan pabrik baja terpadu di Cilegon, Banten, yang merupakan kerjasama investasi antara PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Iron and Steel Company (Posco). Proyek tersebut menelan investasi senilai 6 miliar dolar AS di Cilegon, Banten, dengan kemampuan produksi baja hingga 6 juta ton per tahun dan direncanakan akan selesai pada 2013.

Pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan dalam dua tahan ini, diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanayak 149.000 orang. Pekerjaan fisiknya sendiri akan dimulai Agustus atau September tahun depan.Sementara untuk tahap kedua, sekitar 30 persen produknya akan diekspor ke Vietnam, sebagai negara yang memiliki industri hilir siap menerima produk pabrik KS-Posco.

Pabrik hasil kerja sama ini menjanjikan produk berkualitas tinggi. Pabrik akan menghasilkan plat mill dengan spefikasi baru, yakni ukuran panjang 4 meter dan ketebalan 100 milimeter. Baja jenis ini digunakan untuk industri kapal-kapal samudera yang berukuran besar. Bahan baku sebagian besar berasal dari dalam negeri. Sedang sisanya, kemungkinan akan diimpor dari negara terdekat, seperti Australia.

Pendirian pabrik baja terpadu ini, diperkirakan akan membuat impor baja nasional turun 20 persen. Tahun ini produksi baja nasional mencapai 5,9 juta ton. Tahun depan, produksi baja nasional ditargetkan bisa mencapai 7,4 juta ton atau sama dengan produksi 2008.***

Kamis, 26 Mei 2011

Warga Jawa di Banten dukung Pembangunan Diteruskan



SERANG - Paguyuban warga Jawa di Banten mendukung pembangunan di segala bidang untuk memajukan Provinsi Banten.

Pernyataan ini disampaikan Agus Tugiman, Pembina Campur Sari Tombo Kangen, saat memberikan sambutan pada acara Campur Sari Tombo Kangen yang disiarkan langsung Baraya TV di areal parkir Graha Pena Radar Banten, Rabu (25/5) malam. Acara ini dimeriahkan grup Campursari Driji Siji.
Menurut Agus, pembangunan di Banten sudah menuju ke arah ke­majuan. Ia mengharapkan warga Jawa di Banten turut berpartisipasi mencurahkan segala daya dan upaya mengisi pembangunan di Banten. “Pembangunan di Banten harus terus lebih maju,“ pintanya.
Agus yakin semua warga Jawa di Ban­ten mendukung program pem­ba­ngunan yang selama ini dijalankan pemerintah. Pembangunan dilaksanakan semata-mata untuk kemakmuran. “Mana mungkin ma­sya­rakat tidak mendukung, jika kesejahteraannya ter­angkat,“ ucapnya.
Sementara itu, acara tadi malam yang kali pertama disiarkan langsung oleh Baraya TV dari areal parkir Graha Pena Radar Banten lebih ramai dibandingkan disiarkan langsung di dalam studio. Penonton antusias menyaksikan penampilan musik campur sari dari grup Driji Siji. Pembawa acaranya yang tampil kocak juga membuat penonton enggan beranjak dari tempat duduknya. (mg-13/yes/ndu).

Sumber: Radar Banten, Kamis, Mei 2011

Dishub Banten Batasi Jam Operasional Pengangkut Barang



SERANG—Menindaklanjuti kemacetan yang melanda BSD-Serpong, Tangerang Selatan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Banten akan melakukan pembatasan jam operasional kendaraan pengangkut barang mulai dari pukul 05.05 sampai pukul 22.00.

Kebijakan itu berlaku sejak tanggal 27 Mei 2011. Kebijakan itu diambil setelah Pemkot Tangerang Selatan melakukan koordinasi dengan Pemprov Banten, Pemprov DKI Jakarta dan beberapa pihak terkait.

Kemacetan di Jalan Raya Serpong semakin meresahkankan masyarakat menyusul aturan pelarangan truk masuk tol dalam kota oleh Pemprov DKI Jakarta. Hingga kini, Pemprov DKI masih melakukan pengkajian dan pertimbangan atas peraturan tersebut.

“Kendaraan pengangkut barang dari arah barat, yaitu tol Tangerang-Merak menuju Serpong hanya boleh melintas dari pukul 05.00 sampai pukul 22.00.” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, M. Husni, Rabu, (25/5).

Menurut penjelasan Husni, kendaraan truk dari arah Serpong hanya bisa melintas dari pukul 06.00 sampai 10.00 dan pukul 16.00-20.00. Meski demikian, kebijakan tersebut belum bersifat permanen karena masih dalam tahapan uji coba. “Kebijakan ini sifatnya belum permanen dan akan terus dievaluasi dan diperbarui setiap tiga hari sekali. Jika tidak sesuai, kami akan evaluasi kembali,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Pemkot Tangsel Airin Rachmi Diany menyampai hal sama terkait pembatasan tersebut. “Terkait kebijakan Pemprov DKI Jakarta ini memang sedang ada pengkajian dari Dishub DKI Jakarta dan Dirlantas Polda Metro Jaya. Tapi selama pengkajian, kami minta truk tronton dan sejenisnya tidak masuk ke Jalan Raya Serpong dari jam 05.00 WIB sampai 22.00 WIB. Ini kami sesuaikan dengan peraturan DKI,” katanya.

Lebih lanjut, Husni menambahkan, pembatasan jam tersebut tidak berlaku sama karena di daerah Serpong ada kantong parker. Di samping itu, di daerah Serpong jug ada kegiatan buka-tutup di tol Cikunir, yakni arah Serpong-Tangerang. Selanjutnya ia berharap, pengusaha angkutan menyesuaikan diri dengan jadwal pembatasan tersebut.

Hanura Beri Sinyal Dukung Atut


SERANG – Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Provinsi Banten memberikan sinyal dukungan pada Ratu Atut Chosiyah dalam pemilihan gubernur (pilgub) 22 Oktober mendatang. Sinyal itu disampaikan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, akhir pekan lalu saat membuka Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Partai Hanura Banten di Hotel Le Dian, Kota Serang.

Meski demikian, Rapimda Hanura Banten tetap mengusulkan empat nama bakal calon gubernur yang diusulkan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk ditetapkan sebagai calon. Ke empat nama tersebut adalah Ratu Atut Chosiyah, Wahidin Halim, Suhaemi dan Bahri Alamsyah.

“Berdasarkan survey yang dilakukan Partai Hanura, incumbent masih dicintai masyarakat Banten. Partai Hanura akan mengusung calon yang kemungkinan menang sangat tinggi,” kata Wiranto.

Kata Wiranto, Hanura masih harus berkoalisi dengan partai lain dalam Pilgub Banten. Karenanya, mesti difikirkan format dengan cermat format koalisi yang akan dibangun.

“Yang penting berbasis hati nurani dan berdasarkan aspirasi dari pengurus cabang dan pengurus daerah. Sejauh ini tidak ada arogansi DPP untuk menentukan calon gubernur,” ujar Wiranto seraya menyebutkan bahwa DPP Hanura telah membentuk tim khusus untuk menyeleksi calon gubernur dan wakil gubernur Banten.

Terkait kader internal, Wiranto mengungkapkan bahwa kecil kemungkinan partai ini bisa mengusung kader. Sebab berdasarkan survey belum ada kader partai yang bisa mengungguli calon lain.

“Kita fokus pada pembesaran partai untuk pemenangan pemilu tahun 2014 mendatang aja. Masalah suksesi di daerah kami nomor dua kan dulu,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Hanura Fuad Bawazier menambahkan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan segera mengumumkan bakal calon gubernur Banten.

“Mudah-mudahan siapa yang akan kita usung pada Pilgub Banten bisa diumumkan dalam minggu ini,” singkatnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPD Hanura Banten Nandang Wira Kusumah mengungkapkan bahwa Rapimda dalam rangka menyatukan persepsi semua kader dan simpatisan Hanura dalam perhelatan Pilgub Banten.

“Ada empat calon yang diusulkan, yaitu Ratu Atut Chosiah, Wahidin Halim, Suhaemi dan Bahri Alamsyah. Meski demikian, keputusan akhir tetap ada di DPP,” terang Wira.(CR-5)

sumber: jpnn, Selasa, 24 Mei 2011 , 14:10:00

Gubernur Dukung Program Diversifikasi Pangan

SERANG—Badan Ketahanan Pangan (BKP) melakukan terobosan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras, salah satunya, de­ngan menggalakkan Gerakan Diversifikasi Pangan Non-Beras Berbasis Sumber Daya Lokal. Dalam gerakan itu pemerintah berharap agar masyarakat tidak hanya bergantung pada beras melainkan memanfatkan keanekaragaman pangan yang ada. Pasalnya, keaneka­ra­gaman pangan merupakan salah sa­tu pilar utama menuju ketahanan pangan.

“Sehingga ke depan kita ti­dak hanya bergantung pada satu ma­cam produk makanan saja yaitu beras. Bisa ada makanan alternatif, se­perti umbi-umbian, jagung, dan makanan lain yang bisa meng­gan­tikan beras,” kata Achmad Suryana, Kepala BKP Pusat..
Sur­yana optimis tingginya kon­sumsi beras dapat diturunkan sekitar 1,5 persen setiap tahun dari 139,15 kg perkapita. Menurutnya, di­ban­dingkan dengan angka rata-rata perkapita dunia yaitu 60 kg perkapita, tingkat konsumsi beras di Indonesia masih sangat tinggi.

“Meski hanya 1,5 persen, tapi kalau bisa konsisten kita turunkan, akan sangat membantu ketergantungan kita untuk mengonsumsi beras. Sehingga bisa menjaga kestabilan pa­ngan dan mewujudkan swa­sembada beras,” ujar Suryana usai menghadiri acara gerakan diver­sifikasi pangan berbasis sumber da­ya lokal untuk kemandirian pa­ngan di Alun-alun Barat, Kota Serang, Selasa (24/5).

Tetapi ada beberapa kendala untuk menjalankan program itu, salah satunya adalah kebiasaan dan pola pikir masyarkat. “Pola pikir masyarakat biasanya kalau belum makan nasi merasa belum makan. Ini yang harus kita ubah. Melalui Perpres nomor 22 tahun 2009 tentang percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Kita berusaha mengurangi keter­gan­tungan terhadap beras. Ke depan, manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat,” paparnya.

Terkait hal itu, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan, Pemprov mendukung pro­gram diversifikasi pangan, salah sa­tunya dengan mengeluarkan Per­aturan Gubernur (Pergub) nomor 9 tahun 2010 yang ditindaklanjuti di tingkat kabupaten/kota dengan Perbup dan Perwal. “Ini meru­pakan program yang baik yang harus kita dukung bersama.

Keanekaragaman pangan bisa mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan,” kata Atut.
Sedangkan menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Banten Eneng Nurcahyati, sinergi antara pemerintah pusat dengan Pemprov Banten untuk menjalnkan program pengane­ka­ra­gaman pangan sejauh ini berjalan dengan baik. Apalgi dengan dukungan dan partisipasi masyarakat, pelaku usaha, dan sebagainya. (mhl)

Peluncuran Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2011

KOTA SERANG – Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2011 secara resmi dimulai yang ditandai dengan dilaunchingnya kegiatan tersebut oleh Ketua Komisi Pemuilihan Umum (KPU) Pusat-Hafiz Anshary di alun-alun Barat Kota Serang, Rabu (25/5).

Launching pelaksanaan tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2011 tersebut ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Ketua KPU Pusat didampingi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Ketua Bawaslu Bambang Eka Cahya Widodo dan didampingi Muspida Banten, sekaligus dilakukan peluncuran logo Pilgub Banten 2011 berupa gambar badak bercula satu.

Selain itu tahapan Pilgub Banten juga ditandai dengan penandatanganan berita acara penyerahan Daftar Penduduk Potensial Pemilih (DP4) dari Gubernur Banten kepada Ketua KPU Banten Hambali.

Ketua KPU Banten Hambali mengatakan, prosesi launching Pilgub Banten 2011 dicanangkan sebagai simbol dimulainya sosialisasi tahapan penyelenggaran pemilu secara terbuka, terstruktur, sistematis dan masif dalam rangka gebyar pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten yang aman, damai, demokratis, jujur dan adil.

“Kami mengharapkan dukungan semua elemen masyarakat Banten untuk dapat menyukseskan pelaksanaan pemilihan Gubernur Banten 2011,” kata Hambali.

Sedangkan tahapan pelaksanaan Pilgub Banten tersebut sudah dimulai dengan pelantikan petugas PPK dan PPS yang dilaksanakan Selasa 24 Mei 2011, kemudian pada 1 sampai 5 Juni 2011 pengumuman dan penyerahan dokumen rekapitulasi dukungan calon perseorangan, 17 Juni sampai 7 Juli 2011 verifikasi dokumen dukungan calon perseorangan, tanggal 8 sampai 14 Juli 2011 pendaftaran pasangan calon yang diajukan partai politik dan gabungan paryai politik serta perseorangan.

Selanjutnya tanggal 14 Juli sampai 4 Agustus 2011 penelitian dan pemberitahuan hasil penelitian pemenuhan syarat calon, 27 Juli sampai 16 agustus 2011 pengumuman daftar pemilih sementara (DPS) , 5 sampai 8 Agustus 2011 melengkapi dan atau memperbaiki berkas pencalonan dari calon perseorangan, 22 dan 23 Agustus 2011 penyampaian hasil pemeriksaan kesehatan pasangan calon, tanggal 25 Agustus 2011 penentuan dan penetapan nomor urut dan pengumuman pasangan calon. Sedangkan waktu kampanye akan dilaksanakan pada 5 sampai 18 Oktober 2011 dilanjutkan masa tenang 19-21 Oktober 2011.

“Pemungutan suara Pemilihan Umum Gubernur Banten 2011 akan dilaksanakan pada hari Sabtu 22 Oktober 2011,” kata Hambali.

Sedangkan jika terjadi pemilihan Gubernur Banten 2011 tahap dua, pemungutan suara akan dilaksanakan pada 3 Desember 2011.

Ketua KPU Pusat Hafiz Anshary mengatakan, agar pelaksanaan Pemilihan umum gubernur Banten 2011 berjalan aman dan lancar membutuhkan komitmen yang kuat dari semua elemen masyarakat Banten terutama penyelengara pemilihan umum, mulai KPU Provinsi, KPU kabupaten/kota, PPK, PPS hingga KPPS. Ia berharap terutama kepada penyelengara pemilihan umum gubernur Banten jangan sampai terjadi manipulasi atau keberpihakan kepada siapapun kecuali kepada Undang-Undang dan aturan yang berlaku.

“Prinsip jujur dan adil harus benar-benar ditegakan, karena godaan atau ancaman sangat berat bagi penyelenggara baik dari tingkat desa hingga KPU,” kata Hafiz Anshary.

Sementara Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah berharap kepada seluruh elemen masyarakat dan pimpinan partai politik agar mengikuti seluruh tahapan Pilgub sesuai aturan yang berlaku. Selain itu, ia juga meminta kepada KPU agar melakukan verifikasi DP4 secara optimal agar menjadi daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap yang mengakomodir seluruh masyarakat Banten yang memenuhi syarat untuk memilih.

“Penduduk agar didata dengan baik jangan sampai ada yang memenuhi syarat untuk memilih yang terlewat, hingga akhirnya bisa menimbulkan masalah,” kata Gubernur.

sumber: pemprovbanten

Rabu, 25 Mei 2011

Gubernur Kurangi Kesenjangan di Banten


Gubernur Banten Hj.Ratu Atut Chosiyah berupaya mengatasi kesenjangan wilayah Banten bagian utara dan selatan. Hal tersebut merupakan langkah penting dalam strategi pembangunan Provinsi Banten. Hal ini juga dikarenakn kondisi masyarakat di bagian selatan Banten yakni Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang relatif tertinggal dibandingkan wilayah utara seperti Tangerang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Cilegon.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB 2009 di Kabupaten Pandeglang dan Lebak bagian selatan masing-masing mencapai Rp 3,9 miliar dan Rp 3,8 miliar. Sedangkan bagian utara seperti Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang mencapai Rp 17 miliar dan Rp 27 miliar. Padahal, Kabupaten Lebak dan Pandeglang luasnya 63,89 persen dari luas Banten. Sementara Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang hanya 12.06 persen luas Banten.

“Ketimpangan utara dan selatan ini disebabkan posisi Tangerang dan Kota Tangerang sebelah utara merupakan hinterland bagi DKI Jakarta. Tangerang lebih melayani Jakarta dibandingkan wilayah selatan. Sebaliknya, bagian selatan seakan daerah yang berdiri sendiri,” kata dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Djaka Badranaya, Senin (23/5).

Ia menambahkan, kemajuan yang terjadi di bagian utara Banten juga disebabkan karena kawasan itu merupakan spill over (tumpahan) pembangunan di DKI Jakarta. Bayangkan saja, Kota Tangsel sepanjang perjalanannya sudah memiliki indikator pembangunan sangat baik. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel sudah mencapai 75,1 dan pendapatan per kapita Rp 8.459 juta lebih.

Ada dua orientasi strategi pembangunan Tangsel meurut Djaka, sapaan akrabnya. Pertama, pembangunan Tangsel diarahkan untuk memperkuat perannya sebagi hinterland Jakarta. Kedua, Tangsel harus menjadi wilayah pusat pertumbuhan yang menjadi penarik bagi daerah-daerah lain di Banten, khususnya di wilayah selatan.

Berdasarkan kajian ekonomi regional Bank Indonesia (BI), pada triwulan empat naik 6,31 persen dibanding dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,06 persen. Pertumbuhan PDRB Provinsi Banten disumbang oleh sektor industri pengolahan, transportasi dan komunikasi. Kenaikan PDRB memperlihatkan kenaikan sejak triwulan kedua 2009 sebesar 4,54 persen, triwulan ketiga 4,64 persen, triwulan keempat 4,28 persen. Pada triwulan pertama 2010 5,48 persen, triwulan kedua 5,87 persen, triwulan ketiga 6,06 persen, dan triwulan keempat 6,31 persen.

Pertumbuhan ini merupakan kerja keras dari semua stakholders pembangunan ekonomi Banten, yakni masyarakat, pemerintah, dan swasta. “Daya beli masyarakat semakin meningkat, perbaikan pelayanan pemerintah yang terus membaik, dan aktivitas industri juga membaik,” kata Budi Usman, aktivis Komunike Tangerang.

Ke depan, trend pertumbuhan ini akan terus dipelihara dan dipertahankan melalui strategi pembangunan yang diarahkan pada kualitas pertumbuhan. Hasil pertumbuhan ekonomi akan terus diarahkan pada upaya mengatasi kesenjangan pembangunan antara wilayah Provinsi Banten. (bp)

Sumber: Tangsel Pos, Selasa 24 Mei 2011.


http://ratuatut.com/berita/banten/190-gubernur-kurangi-kesenjangan-di-banten

Kesejahteraan Warga Banten Meningkat

Perlahan tapi pasti, kesejahteraan masyarakat Banten terus meningkat. Hal ini disebabkan, salah satunya, sektor industri pengolahan, sektor transportasi dan komunikasi yang menjadi penyumbang terbesar dari pertumbuhan PDRB Provinsi Banten.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi pemekaran dari Provinsi Jawa Barat pada 6 Oktober 2000 ini, menurut kajian ekonomi regional Bank Indonesia, pada triwulan sebelumnya sebesar 6,06 persen. Pertumbuhan PDRB menggambarkan kenaikan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro.

“Pertumbuhan ini merupakan kerja keras dari semua stakholder pembangunan ekonomi Provinsi Banten, yakni masyarakat, pemerintah, dan swasta,” jelas Djaka Badranaya, ahli kebijakn publik.

Sedangkan menurut pemaparan rektor ITB PIKSI Serang Dr Iwan Hamdan, kenaikan PDRB Provinsi Banten memperlihatkan kenaikan sejak 2009. Triwulan kedua tahun 2009, PDRB Provinsi Banten sebesar 4,54 persen. Di triwulan ketiga baik menjadi 4,64 persen dan triwulan keempat sebesar 4,28.

Di tahun 2010, PDRB Provinsi Banten terus memperlihatkan tren kenaikan. Triwulan pertama tahun lalu sebesar 5,48, triwulan kedua 5,87, triwuan ketiga 6,06 dan triwulan keempat 6,31.

“Daya beli masyarakat semakin meningkat, perbaikan layanan pemerintah yang terus membaik, dan dunia industri semakin bergairah,” tutur Iwan Hamdan.

Strategi pembangunan yang diterapkan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menurut Iwan Hamdan berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi kota maupun kabupaten di bawah naungannya.

“Upaya pembangunan ini telah terlihat sejak 2007 sampai 2009, PDRB Kabupaten Lebak dan Pandeglang terus meningkat,” ungkapnya.

Kabupaten Pandeglang dikatakan Iwan berhasil meningkatkan PDRB dari Rp 3,6 miliar menjadi Rp 3,9 miliar. Sedangkan PDRB Kabupaten Lebak meningkat dari Rp 3,5 miliar menjadi Rp 3,8 miliar.

Pertumbuhan paling pesat terjadi di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Dua daerah itu masing-masing mencetak PDRB lebih dari Rp 17 miliar dan Rp 27 miliar.

“Kami warga Tangerang sangat merasakan efek dari pertumbuhan PDRB terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jadi tidak benar kalu dikatakan selama 11 tahun berdiri pembangunan Provinsi Banten jalan di tempat atau malah terpuruk,” tegas M Yusuf Iskandar Nafis Direktur Lembaga Independen Kajian Tangerang (Likut). (Tw)

Sumber: Radar Tangsel-Tangerang Ekspres, Rabu 25 Mei 2011

Selasa, 24 Mei 2011

ratu atut

Rabu, 18 Mei 2011

Gubernur Banten Terima Penghargaan Pin Peduli Pers HPN 2011

KOTA SERANG - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menganugerahkan Pin Emas peduli pers kepada Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang diselenggarakan di Hotel Ratu, Kota Serang, Banten, Senin (16/5).

Penganugerahan itu diserahkan secara langsung oleh ketua umum PWI Pusat Margiono. PWI menilai, selama ini Gubernur telah berjasa memberikan suasana kondusif dan dukungan penuh pada pengembangan pers di Banten.

Dalam sambutannya, Ketua Cabang PWI Provin Banten Firdaus mengucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada Gubernur Banten atas dukungannya pada penyelengaraan acara ini dan dukungan peran organisasi profesi khususnya insan pers yang ada di Banten atas jalinan komunikasi yg selama ini terjalin dengan baik.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Banten yang telah mendukung penyelenggaraan acara ini” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur yang diwakili Sekda Banten mengucapkan terima kasih atas diberikannya pin emas kepada Gubernur Banten.

“Saya mewakili Gubernur Banten mengucapkan rasa terima kasih kepada segenap insan pers, dan berterima kasih kepada wartawan yang ada di Provinsi Banten karena beritanya yang bersifat edukatif, juga kontrol sosial yang disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Banten yang saat ini telah berjalan dengan baik” tutur Sekda.

Sekda juga menyampaikan apresiasi kepada lebih dari 300 insan pers di Banten yang menjadi kontrol sosial di masyarakat yang dapat menciptakan suasana kondusif di Provinsi Banten.

“Pemilukada telah berulang-ulang dilakukan di Provinsi Banten dan alhamdulillah bisa diikuti dan dilaksanakan dengan baik tanpa ada peristiwa yang berdarah-darah, pasti ini para wartawan menggunakan kemampuannya bukan untuk provokasi, tetapi menggunakannya untuk edukasi politik, pembangunan dan lainnya” ucap Sekda.

Tidak hanya itu, Sekda juga menanggapi harapan Ketua Cabang PWI Banten dan Pusat tentang rencana pembangunan Balai Wartawan di Provinsi Banten. “Insya Allah ke depan Balai Wartawan di Provinsi Banten akan menjadi salah satu perhatian dari Kepala Daerah Provinsi Banten untuk memberikan fasilitas yang diperlukan” ujarnya.

Menurut Sekda, Gubernur berharap acara ini bisa memberikan dampak positif kepada kompetensi para wartawan yang pada akhirnya memberikan kontribusi terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Banten dalam rangka mempercepat pembangunan di Provinsi Banten.

“Mudah-mudahan Banten ke depan lebih maju lagi dengan rencana pemberlakukan standar kompetensi wartawan” ujar Sekda.

Pada acara yang dihadiri Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat-Tarman Adzam, Ketua Umum PWI Pusat-Margiono, Ketua Cabang PWI Provinsi Banten-Firdaus, Ketua Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS)-Priyo Susilo, PWI juga memberikan penganugerahan yang sama pada tiga orang praktisi pers yang dianggap berjasa dalam organisasi dan profesi wartawan di Provinsi Banten oleh Tarman Adzam kepada Priyo Susilo (Dirut Radar Banten), H.Sarbini Suarta (alm) diterima oleh istrinya, dan Rosyadi.(ss_ratuatu.com)

http://ratuatut.com/berita/banten/180-gubernur-banten-terima-penghargaan-pin-peduli-pers-hpn-2011