Senin, 26 September 2011

Dana Hibah Menolong Guru Ngaji di Saketi

PANDEGLANG - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, KH. Uci, menilai perhatian Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah terhadap pembangunan bidang keagamaan sangat besar. "Ibu Gubernur sangat memperhatikan masalah hubungan antar intern umat beragama, khususnya Islam di Banten," katanya.
Uci memberikan apresiasi kepada upaya Gubernur yang tidak hanya dalam bidang pembangunan fisik infrastruktur dan perekonomian masyarakat, melainkan juga membangun mental spiritual masyarakat.
Menurut Uci, ujung tombak pembangunan keimanan dan ketaqwaan masyarakat terletak pada para guru ngaji yang ada di kampung atau desa. "Para guru ngaji memiliki peran penting dalam upaya memperkuat keimanan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh ajaka-ajakan radikal maupun ajaran sesat yang belakangan banyak berkembang," katanya.
Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah sependapat, bahwa para guru ngaji di kampung-kampung maupun desa, sangat membantu pemerintah provinsi dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat, membina mental spiritual kepada anak-anak sejak usia dini, dan menghapus buta aksara Al Qur'an di wilayah Banten.
Oleh sebab itu, Gubernur memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kontribusi para guru ngaji dalam pembangunan iman dan taqwa, yang merupakan bagian dari cita-cita masyarakat Banten yaitu "Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa. "Para guru ngaji juga berperan besar dalam upaya mempertahankan ciri khas Banten sebagai wilayah religius," katanya, saat kunjungan kerja ke Saketi, Senin (26/09/2011).
Sementara itu Pemerintah Provinsi Banten menyalurkan bantuan hibah kepada ratusan guru ngaji di Kecamatan Saketi, yang bertujuan untuk memberdayakan kehidupan para guru ngaji di Saketi sebagai bagian penting di antara pelaku pembangunan Banten yang perlu mendapat perhatian.
Salah seorang guru ngaji mengatakan, sangat bersyukur dengan adanya bantuan hibah dari pemerintah provinsi. "Saya bersyukur dengan adanya perhatian pemerintah ini," kata Eddy, guru ngaji asal Desa Saketi, Kecamatan Saketi, Provinsi Banten.
Selain mengajari anak-anak di kampungnya membaca Al-Quran, Eddy sehari-hari hanya mengandalkan penghasilan yang tak seberapa dari menjadi buruh kebun. "Saya ikhlas mengajari anak-anak mengaji. Tak pernah mengharapkan imbalan apapun. Tapi, terkadang ada yang membawa beras," ujar lelaki berusia 47 tahun itu.

(sp)

0 komentar:

Posting Komentar