Rabu, 29 Juni 2011

Ratu Atut: Swasembada Beras Perlu diLANJUTKAN

www.ratuatut.com www.bantenbersatu.com www.twitter.com/hjratuatut  www.facebook.com/ratuatutchosiyah www.ratuatut.blogspot.com

Ratu Atut Chosiyah, perempuan cantik yang juga Gubernur Banten, optimistis daerahnya mampu melanjutkan dan meneruskan swasembada beras sekaligus sebagai kontributor terbesar produksi beras nasional.

Menurut Ratu Atut, panggilan perempuan yang selalu tersenyum indah ini di gubernuran, Selasa (28/6), peningkatan produksi beras Banten siap disumbangkan dari Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang.

Technorati Tags: ,

Tahun lalu, ujar dia, Kaduhejo berhasil menaikkan produksinya sekitar 1 ton per hektar lahan berkat program-program yang dicanangkan Departemen Pertanian dan Distanak Provinsi Banten, seperti SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) dan Gerakan Aksi Membangun Pertanian Rakyat Terpadu.

"Dalam setiap kunjungan kerja ke berbagai kecamatan, saya juga tidak bosan-bosan menggaungkan target surplus produksi beras pada 2011 ini, khususnya di kecamatan yang menjadi sentra tanaman padi, seperti Kecamatan Cikeusal dan Padarincang," ujarnya.

Lebih lanjut, Atut mengatakan bahwa pihaknya juga berupaya memberikan dorongan terhadap pengembangkan pertanian.

Sementara itu, Bupati Pandeglang, Erwan Kurtubi, mengatakan, selama ini Pandeglang memberikan kontribusi sangat tinggi terhadap produksi beras Banten, sedangkan Kaduhejo merupakan kecamatan dengan produksi beras yang cukup tinggi.

Berdasarkan catatan yang ada, kontribusi Pandeglang terhadap produksi beras hingga 30,82 persen dari total 2.048.047 ton gabah kering giling (GKG). Hasil itu lebih tinggi dibandingkan kabupaten lainnya seperti Lebak (23.69 persen), Kabupaten Serang (20.54 persen) dan Kabupaten Tangerang (20.01 persen).

Peningkatan produksi beras Kaduhejo semakin menonjol sejak adanya aprogram SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu). Program yang diguliskan Departemen Pertanian melalui Dinas Tanbun (Pertanian dan Perkebunan) Kabupaten Pandeglang Banten ini dinilai sangat besar dampaknya.

Dengan adanya SLPTT itu, pada setiap musim tanam produksi pertanian meningkat 1 ton per hektar. Jika sebelumnya rata-rata produksi mksimal sekitar 5,5 ton per hektar, kini meningkat menjadi 6,5 ton per hektar.

Program tersebut tersebar di sembilan desa, di Kaduhejo. Kelompok tani (Poktan) yang menggarap program ini berjumlah 26 poktan penerima program padi dan tiga poktan penerima program jagung.

Areal pertanian yang disediakan untuk mendukung program ini seluas 725 ha, yang terdiri dari 650 ha untuk tamanan padi dan 75 ha untuk tanaman jagung.

Sementara lokasi Laboratorium Lahan Percontohan untuk 29 kelompok seluas 29 ha, yang dialokasikan masing-masing kelompok 1 ha.

Erwan optimistis, produksi beras Kabupaten Pandeglang tahun ini akan meningkat dan bisa mendukung pencapaian target provinsi. Bahkan, bukan mustahil bisa melampaui target.

Provinsi Banten tahun ini manargetkan produksi beras sebanyak 2.190.632 ton gabah kering keliling (GKG), sementara hingga April lalu produksinya sudah mencapai 859.401 ton.

"Kami akan berusaha keras menaikan produksi beras guna mendukung target Banten menjadi daerah swasembada beras dan memberikan kontribusi terbesar bagi produksi tingkat nasional," kata Erwan. (Smile )

0 komentar:

Posting Komentar