Kamis, 30 Juni 2011

Ratu Atut Janji Lanjutkan Perjuangan Abah

tetap semangat kunjungi www.ratuatut.com

ratu atut persemayaman abah

SERANG - Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah mengucapkan janjinya untuk melanjutkan perjuangan Abah untuk mensejahterakan Banten khususnya dan bangsa Indonesia, sebagaimana diajarkan almarhum ayahandanya tercinta, Prof. Dr. TB. Chasan Sochib. TB. Chasan Sochib meninggal dunia pada Kamis 30 Mei 2011, pukul 03.55 WIB di Rumash Sakit Sari Asih, Kota Serang, akibat penyakit yang dideritanya. Kepergian tokoh paling berpengaruh di Banten yang akrab dipanggil Abah ini, merupakan kehilangan besar bagi masyarakat kota para jawara itu.

Putri kesayangannya, Ratu Atut Chosiyah, tak kuasa membendung air mata kesedihan pada awal sambutannya dalam upacara pemakanan keluarga di Pesanggrahan, Kabupaten Serang. Ribuan pelayat yang hadir di pemakaman pun tenggelam dalam duka yang mendalam.

"Kami anak-anaknya telah mendapatkan banyak nasehat dan pelajaran berharga dari almarhum ayahanda kami tercinta. Dan, kami akan melanjutkan pengabdiannya kepada masyarakat, daerah dan bangsa," tutur Ratu Atut, sambil berulang kali mengusap air matanya.

Sebagai putra daerah, jasa Tb Chasan Sochib terhadap pembangunan Provinsi Banten sangat besar. Salah satu yang terbesar adalah perannya sebagai salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten. Beliau adalah tokoh yang mampu mengangkat budaya Banten tentang pendekar maupun pencetus organisasi profesi.

"Secara pribadi saya orang paling dekat dengan almarhum. Beliau adalah orang yang paling besar jasanya untuk pembangunan Banten," kata salah satu pendiri Pembentukan Provinsi Banten, H Embay Mulya Syarif. Ia mengharapkan, akan bermunculan tokoh-tokoh Banten selanjutnya yang kuat dan peduli dengan pembangunan Banten.

Ribuan masyarakat Banten memadati rumah duka almarhum TB Chasan Sochib di kawasan Ciceri, Kota Serang, saat dishalatkan di Masjid Al-Bantani di kawasan pusat pemerintahan Provinsi Banten dan saat pemakaman di Pesanggrahan, Ciomas. Mereka yang datang bukan saja dari kalangan masyarakat biasa, namun juga sejumlah pejabat.
Chasan Sochib lahir di Desa Kadu Bereum, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, tahun 1930. Almarhum merupakan putra pasangan H TB Sochib dan Hj Ratu Rafiah. Semasa hidupnya, almarhum adalah pendiri dan Ketua Umum Pengurus Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI) dari tahun 1971 sampai sekarang, Ketua Umum DPP Satkar Ulama Indonesia 2022-2015, pendiri Kadin dan Gapensi Provinsi Banten 1977, pendiri Untirta Banten 1981.

Selain itu, almarhum merupakan Ketua Umum DHD'45 Provinsi Banten, pendiri dan Pembina Ikatan Qori dan Qoriah Banten 1985, Pendiri Museum Krakatau di Carita, Pandeglang 1987, Penasehat Himpunan Keluarga Sulawesi Selatan (HKSS) 1980 sampai sekarang.

Chasan Sochib juga sebagai pendiri Koperasi Wasta Karya 1987, Pendiri Museum Banten Lama 1988, Ketua Yayangan Pembangunan Banten 1990 sampai sekarang, anggota Dewan Pertimbangan Gapensi Pusat 1990 sampai sekarang.

Usai dishalatkan, jenazah langsung diserahkan ke negara, oleh perwakilan keluarga yang juga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah kemudian menyerahkan ke Korem 063 Maulana Yusuf untuk dilakukan prosesi secara militer. Setelah kurang lebih 15 menit proses penyerahan dan upacara militer, pukul 09:45 WIB, jenazah langsung dibawa ke peristirahatan terakahirnya di Pemakaman Ratu, Desa Pesangrahan, Kampung Lemburjero, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten.

Chasan Sochib dikuburkan di sisi makam ayahnya, Tubagus Sochib dan ibunya, Ratu Rofiah. Kuburannya juga berdekatan dengan makam anak angkatnya, Ratno Timoer, aktor era tahun 70-an yang terkenal sebagai pemeran pendekat buta, Badra Mandrawata, Si Buta dari Goa Hantu.

Prosesi pemakaman dilakukan secara militer dipimpin Dandim Serang, Letnan Kolonel Wahyu Widodo. Ratusan warga Banten memadati lokasi pemakaman untuk melepas kepergian almarhum. Sejumlah kepala daerah dan pejabat teras di lingkungan Provinsi Banten tampak hadir dalam upacara pemakaman. Hadir juga sejumlah tokoh nasional seperti Ketua Penasehat Partai Golkar, Akbar Tanjung, dan mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiqurrahman Ruqi.***

0 komentar:

Posting Komentar